Sabtu, 23 Maret 2013

Muhasabah Diri (Bila Jiwa Membiarkan Benih Kekecewaan Bersemi)


Pernah mengalami konflik / perselisihan dengan orang lain????


Jawabnya pasti “pernah”, wajarlah namanya juga manusia. Selain sebagai seorang individu, manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dengan orang lain. Nah, dalam interaksi itulah, gesekan antar individu bisa saja terjadi. Lagi-lagi ini terjadi karena manusia adalah seorang individu yang mempunyai egoisme, kepentingan, pola pikir, pendapat, karakter, bahkan latar belakang  
pendidikan/kehidupan yang berbeda. 

Subhanallah ya, begitu Maha Besarnya Allah, Rabb yang menciptakan makhluk NYA dengan berbagai karakter. Rambut boleh sama hitam, tapi tak satu pun makhluk Allah yang diciptakan sama persis karakternya. 

Sebenarnya bila kita mampu memaknai setiap perbedaan yang ada sebagai karunia Allah agar kita berlatih menghargai orang lain, rasanya tak perlu ada kecewa berkepanjangan. Saat terjadi friksi dengan pribadi lain, wajar bila ada rasa marah, sedih, kecewa, atau seabreg perasaan-perasaan “ngenes” lainnya yang kita rasakan. Namun bila kecewa/sakit hati pada individu yang sudah menyakiti ini dipelihara terus menerus, lama kelamaan akan menjadi penyakit hati yang akan menggerogoti energi positif kita. Sudah bisa dipastikan, diri kita lah yang akan merugi. Bukan hanya energi positif yang mengalami penyusutan, tapi bukan mustahil logika kita untuk bersikap obyektif dan rasional pun terkadang jadi terpengaruh oleh bisikan dari sisi gelap jiwa kita yang kegelapannya kita biarkan tumbuh subur karena pupuk kekecewaan/sakit hati yang kita pelihara. 

Akankah kita membiarkan jiwa kita terus menerus dalam keadaan merugi seperti ini????

Masya Allah….ternyata begitu kerdilnya kita ya….. Seringkali kita menasehati orang lain untuk berjiwa besar, namun ternyata kita tidak lebih dari seorang pecundang yang memelihara kebencian di lubuk hati terdalam hingga kita tak jarang menjadi orang yang sangat mengedepankan perasaan, susah untuk diajak berpikir dan bertindak rasional. Special thanks for teman baikku, partner kerjaku yang sudah mengingatkanku untuk belajar membuang jauh sakit hati/kecewa. Komputer ajja menyediakan recycle bin untuk menampung program-program yang sudah tidak digunakan lagi, masa’ kita tak bisa menyediakan tempat sampah juga sih untuk menampung kotoran-kotoran yang bisa membuat penyakit hati dalam diri kita menjadi semakin akut. Sebagaimana program computer, kita pun harus sering-sering menggunakan program C-Cleaner untuk mengosongkan recycle bin nya, sehingga tidak penuh. Soalnya recycle bin yang penuh akan membuat computer kita jadi lemot..… Klo dalam kehidupan sehari-hari, mungkin kita bisa gunakan istighfar dan perbanyak dzikir  kali ya….sebagai program C-Cleanernya.

Lalu bagaimana cara menghilangkan sakit hati berkepanjangan?

  • Kenalilah siapa orang yang membuat sakit hati.


Cobalah untuk mengenal lebih baik siapakah orang yang telah menyakiti kita. Mungkin dia adalah orang yang tidak tau/bodoh, dan karena kebodohannya itu, tanpa sengaja telah membuat kita terluka. Atau bisa jadi, dia adalah orang yang kekanak-kanakan/tidak dewasa, atau orang yang berpikiran sangat sederhana, lugu dan polos, sehingga dia tak sadar bahwa sikap/ucapannya membuat kita kecewa. Bisa jadi juga, orang yang mengecewakan kita itu hanya ikut-ikutan, nggak ngerti apa yang dia lakukan, atau mungkin juga dia adalah seorang yang ambisius, takut posisinya akan terganggu oleh kehadiran kita, sehingga dia bersikap arogan dan sewenang-wenang. Dari semua itu yang terpenting adalah mindset kita, persepsi kita bahwa “orang yang membuat kita sakit/sedih/kecewa adalah orang yang patut dikasihani

  • Lihat kembali hubungan yang telah terjalin antara kita dengan orang yang menyakiti hati kita.

Ingat-ingatlah kebaikan yang pernah dilakukan oleh orang yang telah menyakiti kita, walau pun mungkin hanya sekedar air putih/permen yang pernah disodorkannya. Atau jika ini pun tak kita temukan, mungkin ada senyum ketulusan yang pernah kita lihat mengembang saat bertemu dengan kita. Yang jelas, lupakan dan kubur dalam-dalam kekurangannya. Ingatlah, tak ada gading yang tak retak, tak ada satu pun makhluk Allah yang sempurna dan pernah luput dari kesalahan, begitu pun dengan orang yang sudah membuat hati kita terluka.

  • Melatih kemampuan diri untuk memaafkan.

Yakinilah bahwa memaafkan bukanlah sebuah kelemahan, tapi merupakan sebuah kekuatan. Kekuatan untuk menjadi pribadi yang berjiwa besar. Al-Ghafur saja senantiasa menebarkan maaf dan pengampunan pada setiap kesalahan yang dilakukan oleh makhluknya, masa’ kita makhluk ciptaan NYA, yang keluasan ilmunya hanya seujung kuku bila dibandingkan dengan ilmu Sang Khaliq, tak mau memaafkan kesalahan orang lain ?????? Mohonlah senantiasa pertolongan kepada Al-Latief yang Maha Lembut agar melembutkan hati kita sehingga kita dapat senantiasa memaafkan orang-orang yang telah menyakiti kita.

  • Jangan sisakan ruang gerak sedikit pun  bagi “sakit hati” 

Membiarkan “Kecewa/sakit hati” bersemayam dilubuk hati kita, sama artinya memupuk kegelapan mata batin dan menumpulkan hati nurani. Jangan pernah memberi  peluang bagi virus penyebab “penyakit hati” ini menjalar dan menginfeksi  jiwa bersih yang telah Allah karuniakan kepada setiap manusia, termasuk diri kita. Walau pun sulit, mari kita terus melatih diri untuk mempersempit ruang gerak “Kecewa/sakit hati” karena bila ini kita biarkan tumbuh subur dan membuat infeksinya semakin meradang, apakah mungkin kita mengamputasi bagian yang sakit untuk mencegah menyebaran infeksi yang terjadi?????? Tentu tidak bukan…..Maka berlatihlan untuk dapat membuatnya imun dari berbagai penyakit hati.

  • Lihatlah terus ke depan

Pernahkan kita berpikir mengapa spion mobil itu kecil, jauh lebih kecil dibandingkan kaca mobil bagian depan. Spion berfungsi melihat ke belakang saat berkendara, sedang kaca mobil bagian depan berfungsi untuk melihat jalan yang terbentang luas di hadapan kita. Jika boleh kita analogikan dengan kehidupan, ruang gerak kita untuk menatap masa depan jauh lebih luas disbanding dengan sekedar mengingat-ingat masa lalu yang mungkin menyakitkan bagi kita. Senantiasalah melihat ke depan, bila kita terus menerus mengingat dan memelihara sakit hati dan kekecewaan, tentulah kita akan merugi dan membatasi ruang gerak kita untuk melangkah ke depan. 

  • Jangan pernah berkompromi

“Saya sih sudah memaafkan kesalahannya, tapi saya tidak dapat melupakan kejadian ini….” Statement seperti ini mungkin tak asing bagi kita, sering meluncur begitu saja dari bibir kita saat mendapat nasehat dari orang-orang baik di sekitar kita untuk melupakan kecewa/sakit hati kita pada seseorang. Jika kita masih suka mengeluarkan kalimat seperti ini, berarti ada sesuatu yang terjadi dalam diri kita, masih ada kompromi antara menghapus memori dan menyebut-nyebut/ mengingatnya. Memang Allah memberi kita memori/daya ingat yang luar biasa pada kita, namun haruskah kita memanfaatkannya untuk mengingat sesuatu yang sama sekali tak ada manfaatnya bagi kemajuan diri kita ke arah yang lebih baik??? Lagi-lagi kita akan menjadi orang yang sangat merugi bila membiarkan hal ini terus menerus terjadi. Mari kita mengambil sikap untuk tidak mengingat-ingat atau pun membicarakannya lagi, dan bukan memilih kedua-duanya (menghapus kenangan buruk tentang sakit, tapi masih saja membicarakannya)

  • Ber”Islah” lah….

Ingatlah….musuh terbesar kita sejatnya adalah hawa nafsu. Syaitan tak akan berdiam diri saat kita mulai berdamai dengan mendengarkan hati nurani yang menyuarakan kebenaran. Syaitan akan terus menebarkan jerat yang menyesatkan agar kita kembali memupuk kebencian dalam kemasan yang menarik, yang mungkin saja tidak pernah kita sadari. Segera sadari hal ini, dan ber”Islah” lah…



)*Edisi Muhasabah diri
Special Thank’s for temanku yang sudah mengingatkanku saat aku mulai terperdaya oleh nafsu lawwamahku, teruslah menegurku agar aku bisa memperbaiki diri menjadi lebih baik. Jazakillah ummu Haqqon dan serendengan adik-adiknya……^_^ I love You Coz Allah….

Kamis, 14 Maret 2013

Menjadi Guru yang Baik: 8 Keterampilan Dasar yang Harus Dimiliki Guru.




“Eh…aku suka banget lho sama guru kita yang satu ini, sudah orangnya ramah, baik, humoris, tapi tetep tegas gitu. Jadi klo lagi belajar biar pun nggak bikin tegang, tapi temen-temen tetep nggak ribut” ucap seorang siswa pada teman-temannya  yang sedang asyik duduk-duduk di teras kelas saat jam istirahat.

“Iya bener…aku jadi lebih ngerti materi tentang peredaran darah yang rumit ini dah….lebih jelas gitu….njelasinnya enak, ngomongnya nggak muter-muter……” sahut salah seorang dari mereka. 

“Iya….betul-betul…..belajar Sains jadi asyik ya……” timpal siswa yang lain.

Wah….guru yang mereka bicarakan itu pasti senang sekali ya…..bagaimana tidak, anak-anak nyaman dengan sang guru, dan yang lebih penting lagi, siswa paham dengan materi yang disampaikan. Guru mana yang tidak ingin seperti ini ?????

          ******************************************************************

Dalam sebuah kegiatan pembelajaran di kelas, guru adalah seorang “entertaint” dan sosok yang yang akan menjadi fokus perhatian anak didiknya. Sebagai salah satu sumber informasi bagi siswa, guru haruslah mampu menjadi seorang “host” sekaligus “Event Organizer” yang dapat mengemas materi pembelajaran sedemikian rupa, sehingga proses transfer of knowledge dapat berjalan dengan baik, yang berujung pada pemahaman materi secara utuh dan pengalaman bermakna bagi anak didiknya. 

Ada 8 keterampilan-keterampilan yang sangat mendasar, yang seharusnya dimiliki oleh seorang guru demi terwujudnya efektifitas pencapaian tujuan pembelajaran, dimana keterampilan dasar ini akan sangat membantu guru dalam mengelola proses KBM di kelas. 

1. Keterampilan Bertanya

“Bertanya” adalah bahasa verbal untuk meminta respon siswa baik berupa pengetahuan, pendapat, atau pun sekedar mengembalikan konsentrasi siswa yang terdestruc oleh berbagai kondisi selama KBM berlangsung. Dalam proses belajar mengajar, “Bertanya” memainkan peranan penting sebab “Bertanya” dapat menjadi stimulus yang efektif untuk mendorong kemampuan berpikir siswa. Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar, guru perlu menunjukkan sikap yang baik ketika  mengajukan pertanyaan maupun menerima jawaban siswa. Hendaklah guru menghindari kebiasaan seperti: menjawab pertanyaan sendiri, mengulang jawaban siswa, mengulang pertanyaan sendiri, mengajukan pertanyaan dengan jawaban serentak, menentukan siswa yang harus menjawab sebelum bertanya, dan mengajukan pertanyaan ganda. Kegiatan bertanya dalam KBM ini akan lebih efektif bila pertanyaan yang diajukan cukup berbobot, mudah dimengerti atau relevan dengan topik yang dibicarakan. Tujuan guru mengajukan pertanyaan antara lain adalah :
Menimbulkan rasa ingin tahu
Merangsang fungsi berpikir
Mengembangkan keterampilan berpikir
Memfokuskan perhatian siswa
Mendiagnosis kesulitan belajar siswa
Menkomunikasikan harapan yang diinginkan oleh guru dari siswanya

2. Keterampilan memberikan penguatan

Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, baik bersifat verbal maupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si penerima (siswa), atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan respon terhadap tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Teknik pemberian penguatan dalam KBM yang bersifat verbal dapat dinyatakan melalui pujian, penghargaan atau pun persetujuan, sedangkan penguatan non verbal dapat dinyatakan melalui gesture, mimic muka (ekspresi), penguatan dengan cara mendekati, penguatan dengan sentuhan (contact), penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, dll. Dalam rangka pengelolaan kelas, dikenal penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan positif bertujuan untuk mempertahankan dan memelihara perilaku positif, sedangkan penguatan negatif merupakan penguatan perilaku dengan cara menghentikan atau menghapus rangsangan yang tidak menyenangkan. Manfaat penguatan bagi siswa adalah untuk meningkatkan perhatian (fokus) siswa dalam belajar, membangkitkan dan memelihara perilaku, menumbuhkan rasa percaya diri, dll.

3. Keterampilan mengadakan variasi

“Variasi” dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai perubahan dalam proses interaksi belajar mengajar. Dalam konteks ini, “variasi” merujuk pada tindakan dan perbuatan guru, yang disengaja ataupun secara spontan, yang dimaksudkan untuk meningkatkan dan mengikat perhatian siswa selama pembelajaran berlangsung. Tujuan utama dari “variasi” dalam kegiatan pembelajaran ini adalah untuk mengurangi rasa boring yang membuat siswa tidak lagi fokus pada prose KBM yang sedang berlangsung. Untuk itu guru perlu melakukan berbagai “variasi” sehingga perhatian siswa tetap terpusat pada pelajaran. Beberapa “variasi” yang dapat dilakukan guru selama proses KBM diantaranya adalah: penggunaan variasi suara (teacher voice), pemusatan perhatian siswa (focusing), kesenyapan/kebisuan guru (teacher silence), kontak pandang dan gerak (eye contact and movement), gesture/gerak tubuh, ekspresi wajah guru, pergantian posisi guru dalam kelas dan gerak guru (teachers movement), variasi penggunaan media dan alat pengajaran, dll.

4. Keterampilan menjelaskan

“Menjelaskan” adalah menyajikan informasi secara lisan, dengan sistematika yang runut untuk menunjukkan adanya korelasi/hubungan antara yang satu dengan yang lainnya. Ada 2 komponen dalam ketrampilan menjelaskan, yaitu : Merencanakan, hal ini mencakup penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan hukum atau rumus-rumus yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan. Dan penyajian, merupakan  suatu penjelasan, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan, dan penggunaan balikan/feedback. Kegiatan “menjelaskan” dalam proses KBM bertujuan untuk membantu siswa memahami berbagai konsep, hukum, prosedur, dll, secara obyektif; membimbing siswa memahami pertanyaan; meningkatkan keterlibatan siswa; memberi kesempatan pada siswa untuk menghayati proses penalaran serta memperoleh feedback tentang pemahaman siswa. Apabila seorang guru menguasai “keterampilan menjelaskan” maka guru akan lebih mudah mengelola waktu dalam menyajikan materi, sehingga menjadi lebih efektif memanage waktu.  Selain itu penjelasan yang runut dan sistematis akan memudahkan siswa dalam memahami materi, yang pada gilirannya akan memperluas cakrawala pengetahuan siswa, bahkan mungkin penjelasan guru yang sistematis dan mendalam akan dapat membantu mengatasi kelangkaan buku sebagai sarana dan sumber belajar (mengingat guru adalah salah satu sumber belajar bagi siswa). 

5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran

a. Membuka Pelajaran
Yang dimaksud dengan membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam proses KBM untuk menciptakan prokondusi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajari, dan  usaha tersebut diharapkan akan memberikan efek positif terhadap kegiatan belajar. Komponen ketrampilan membuka pelajaran meliputi: menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi, memberi acuan melalui berbagai usaha, dan membuat kaitan atau hubungan di antara materi-materi yang akan dipelajari. Kalimat-kalimat awal yang diucapkan guru merupakan penentu keberhasilan jalannya seluruh pelajaran. Tercapainya tujuan pengajaran bergantung pada metode mengajar guru di awal pelajaran. Seluruh rencana dan persiapan sebelum mengajar dapat menjadi tidak berguna jika guru gagal dalam memperkenalkan pelajaran.

b. Menutup Pelajaran

Menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri proses KBM.  Jangan akhiri pelajaran dengan tiba-tiba. Penutup harus dipertimbangkan dengan sebaik mungkin agar sesuai. Guru perlu merencanakan closing yang baik dan tidak tergesa-gesa. Jangan lupa sertakan pula doa. “Komponen-komponen dan prinsip-prinsip dalam menutup pelajaran: Merangkum Pelajaran. Sebagai penutup, hendaknya guru memberikan ringkasan dari pelajaran yang sudah disampaikan. Ringkasan pelajaran sudah tidak lagi berupa diskusi kelas atau penyampaian garis besar pelajaran, tetapi berisi ringkasan dari hal-hal yang disampaikan selama jam pelajaran dengan menekankan fakta dasar pelajaran tersebut. Menyampaikan Rencana Pelajaran Berikutnya. Waktu menutup pelajaran merupakan saat yang tepat untuk menyampaikan rencana pelajaran berikutnya. Guru dapat memberikan kilasan pelajaran untuk pertemuan berikutnya. Diharapkan hal ini dapat merangsang keinginan belajar mereka. Sebelum kelas dibubarkan, ungkapkanlah pelajaran yang akan disampaikan minggu depan dan kemukakan rencana-rencana di mana murid dapat mengambil bagian dalam pelajaran mendatang. Bangkitkan minat. Guru tentu ingin murid-muridnya kembali di pertemuan berikutnya dengan penuh semangat. Oleh karena itu, biarkan murid pulang ke rumah mereka dengan satu pertanyaan atau pernyataan yang mengesankan, yang dapat membangkitkan minat dan rasa ingin tahu mereka. Sama seperti seorang penulis yang mengakhiri sebuah bab dalam cerita bersambung, yang membuat pembaca ingin segera tahu bab berikutnya. Dengan cara yang sama, guru dapat mengakhiri pelajarannya dengan penutup yang “berklimaks” sehingga seluruh kelas menantikan pelajaran berikutnya dengan tidak sabar. Memberikan tugas. Tugas-tugas harus direncanakan dengan saksama. Perlu diingat pula sikap guru yang bersemangat dalam memberikan tugas akan mempengaruhi minat dan semangat para anggota kelas”.(Benson : 80-85).

6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil

Diskusi kelompok merupakan salah satu variasi kegiatan pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses KBM. Dalam diskusi kelompok, siswa dalam tiap kelompok kecil dapat bertukar informasi dan pengalaman, melakukan pengambilan keputusan bersama, serta belajar melakukan pemecahan masalah (problem solving). Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya ketrampilan berbahasa.

7. Keterampilan mengelola kelas

Suasa belajar mengajar yang baik sangat menunjang efektifitas pencapaian tujuan pembelajaran. Seorang guru harus mampu menjadi manager yang baik dalam sebuah proses KBM. Hal ini berarti bahwa guru harus terampil menciptakan suasana belajar yang kondusif serta mampu menjaga dan mengembalikan kondisi belajar yang optimal, meminimalisir gangguan yang mungkin terjadi selama proses KBM, sehingga siswa dapat fokus pada KBM yang berlangsung. Dalam melaksanakan keterampilan mengelola kelas, guru perlu memperhatikan komponen ketrampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat prefentip seperti: kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran) dan keterampilan yang bersifat represif, yaitu keterampilan yang berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.

8. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan

Jumlah siswa dalam bemtuk pengajaran seperti ini berkisar 3 sampai 8 orang untuk setiap kelompok kecil, dan 1 orang untuk perseorangan. Terbatasnya jumlah siswa dalam pengajaran bentuk ini memungkinkan guru memberikan perhatian secara optimal terhadap setiap siswa. Hubungan antara guru dan siswa pun menjadi lebih akrab, demikian pula hubungan antar siswa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa format mengajar seperti ini ditandai oleh adanya hubungan interpersonal yang lebih akrab dan sehat antara guru dengan siswa, adanya kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan kemampuan, minat, cara, dan kecepatannya, adanya bantuan dari guru, adanya keterlibatan siswa dalam merancang kegiatan belajarnya, serta adanya kesempatan bagi guru untuk memainkan berbagai peran dalam kegiatan pembelajaran. Setiap guru dapat menciptakan format pengorganisasian siswa untuk kegiatan pembelajaran kelompok kecil dan perorangan sesuai dengan tujuan, topik (materi), kebutuhan siswa, serta waktu dan fasilitas yang tersedia. Komponen-komponen dan prinsip-prinsip ketrampilan ini adalah: Ketrampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, Ketrampilan mengorganisasi, ketrampilan membimbing dan memudahkan belajar, Ketrampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar, Keterampilan merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. 

Dari delapan keterampilan dasar yang telah diuraikan  di atas, yang paling penting bagi seorang guru adalah bagaimana guru menerapkan keterampilan tersebut sehingga proses pembelajaran dapat berjalan baik. Adalah sebuah kebanggaan dan kepuasan batin tersendiri bagi seorang guru, bila siswa didiknya mampu memahami berbagai konsep yang disampaikan untuk kemudian mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian perlu diingat oleh para guru, bahwa karena proses pembelajaran yang dilakukan tidak semata-mata merupakan kegiatan transfer of knowledge namun juga transfer of moral value, maka setiap guru wajib kiranya menyisipkan pesan moral dalam setiap event tatap muka dengan siswa didiknya selama proses KBM.


)* Dari berbagai sumber.

Sabtu, 09 Maret 2013

"Supervisi Pendidikan": Kenapa harus galau saat akan diobservasi ???? (Bag 2)




“Ibu….saya kecewa sekali dengan apa yang saya lihat hari ini. Ibu mengajar dengan media yang menurut saya masih kurang. Mestinya ibu bisa menggali lagi pengetahuan anak, sehingga kompetensi yang diharapkan dari KD yang sudah ditetapkan akan tercapai……..” ucap seorang supervisor/kepala sekolah usai kegiatan observasi di sebuah kelas.

“Ah…..perasaan saya sudah pake media, setiap contoh benda yang dimaksud dalam perubahan fisika dan kimia sudah kubawain. Masa’ hanya karena nggak bawa es batu ajja harus jadi teguran buat saya sih…..kan perubahan fisikanya bisa diwakili oleh contoh benda yang lain. Heran dah….. Udah gitu ngomonginnya di depan guru lain lagi, kenapa tidak dia panggil saja saya ke ruangannya, trus diajak ngomong tentang kekurangan saya, apa yang harus saya perbaiki, tapi kayak’nya nggak ada lebihnya deh, kuraaaaangg semua, ih….bikin ill feel nih orang” batin sang guru menanggapi ucapan dari sang supervisor.

Mengapa harus muncul ucapan seperti dalam illustrasi di atas? Bukankah sudah disadari bahwa supervisi adalah sebuah proses pemberian bantuan dan pembinaan dari seorang supervisor/kepala sekolah kepada guru yang sifatnya adalah kemitraan(kolegial) dengan tujuan peningkatan kemampuan mengajar guru?

Apa sih sebenarnya arah kegiatan supervisi, bagaimana prinsip-prisip kegiatan ini, serta apa saja yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam mengajar yang baik?

           *******************************************************************

Arah Supervisi Pendidikan

Arah dari pelaksanaan kegiatan supervisi, utamanya adalah:
  1. Membentuk basic competence guru, sehingga guru akan dapat menguasai kelas dengan baik, mampu berbicara lancar, menguasai materi ajar (subject matter), memahami psikologi perkembangan anak, memiliki estetika dan menyayangi anak-anak , serta dapat mentransfer pengetahuan kepada anak didik dengan baik.
  2. Membentuk advanced competence guru sehingga menjadi kreatif dalam mendesain pembelajaran, kaya dengan variasi metode mengajar, mampu mengembangkan penguasaan materi lebih lanjut dengan berbagai pengembangan dan inovasi, serta dapat membimbing secara khusus siswa-siswa bermasalah.
  3. Membentuk kompetensi unggul, dimana seorang guru mampu menciptakan gagasan dan terobosan baru dalam proses pembelajaran, serta dapat mengajar anak didik dengan tingkat keberhasilan yang tinggi.
Prinsip-prinsip supervisi

Prinsip-prinsip yang merupakan kaidah dan harus dipedomani dalam melakukan kegiatan supervisi ini menurut Moh Rifai, MA dalah:
  1. Supervisi hendaknya bersifat konstruktif & kreatif (mampu menimbulkan motivasi)
  2. Supervisi harus didasarkan atas realitas & fakta (realistis & mudah dilaksanakan)
  3. Supervisi harus sederhana & informal dalam pelaksanaannya 
  4. Supervisi harus dapat memberikan perasaan aman pada guru sebagai obyek supervisi
  5. Supervisi harus didasarkan atas hubungan yang profesional, bukan atas hubungan pribadi 
  6. Supervisi harus memperhitungkan kesanggupan, sikap dan mungkin prasangka guru 
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sebuah supervisi tidak boleh dilakukan untuk mencari kesalahan/kekurangan guru, juga tidak boleh bersifat mendesak (otoriter), karena hal itu dapat menimbulkan perasaan gelisah atau bahkan antipasti dari guru-guru. Karena supervisi juga  tidak boleh  didasarkan atas kekuasaan, pangkat, kedudukan atau kekuasaan pribadi, maka seorang supervisor/kepala sekolah hendaklah meletakkan “jaket kepangkatan”nya ketika mensupervisi guru, sehingga terjalin suasana kemitraan yang akrab, yang pada gilirannya akan membuat guru sebagai pihak yang disupervisi, tidak akan segan-segan mengemukakan pendapat tentang kesulitan yang dihadapi atau kekurangan yang dimiliki.  

Perlu dipahami bahwa supervisi adalah sebuah proses pemberian bantuan kepada guru untuk menjadi “lebih baik”, oleh karenanya dibutuhkan waktu untuk melihat progress dari kegiatan ini. Tidak bisa dilihat hasilnya secara terburu-buru, apalagi harus kecewa dengan hasil sebuah supervisi yang dilakukan secara insidentil, tidak rutin dan berkesinambungan secara berkala.

Langkah-langkah mengajar di kelas sebagai obyek kegiatan supervisi

Sebenarnya tidak ada hal khusus yang harus dilakukan oleh guru saat dilakukan observasi oleh supervisor, karena apa yang harus dilakukan oleh seorang guru ketika akan mengajar, baik akan diobservasi atau pun tidak, adalah “SAMA”yaitu:
  1. Membuat persiapan mengajar (RPP/lesson plan), yang menjadi pedoman/acuan kerja bagi seorang guru di kelas. Hal ini mutlak harus dilakukan, karena seorang guru yang tidak membuat perencanaan terlebih dahulu sebelum mengajar, ibarat seorang nahkoda yang berlayar tanpa kemudi. Mau dibawa kemana pembelajaran di kelas????
  2. Menyiapkan alat bantu mengajar  (seperti:  Alat peraga, media, alat tulis, infokus, spidol, penghapus, penggaris, dll)
  3. Menciptakan suasana kelas yang tenang sehingga kondusif untuk belajar . Ini adalah salah satu dari 8 keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru, “Class Room Management” sehingga siswa benar-benar terkondisi dengan baik dan siap untuk mengikuti KBM.
  4. Guru dapat memulai proses pengajaran.  Untuk memulai kegiatan belajar di kelas pun tidak ada yang berbeda, guru dapat melakukannnya dengan langkah-langkah sbb:
  • Memberikan salam pembuka  KBM
  • Apersepsi, bisa dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya: mengulang materi sebelumnya, sebagai  jembatan masuk ke materi baru, atau mengajak seluruh peserta masuk (secara psikologis) kepada materi yang akan dibahas. Jangan masuk pada pembahasan materi bila siswa belum benar-benar siap, karena KBM akan menjadi sia-sia (gurunya cape’, ngomong tapi nggak didengerin, siswa pun tidak paham dengan materi yang disampaikan). Guru bisa kembali melakukan brainstorming untuk mengkondisikan siswa, atau dapat pula mengingatkan siswa untuk mengikuti “Rules” yang telah disepakati sebelumnya dalam KBM yang sudah berjalan selama ini.
  • Penyajian dan pembahasan materi. Perhatikan selalu sistematika penyajian, hendaklah runut dan sistematis dengan contoh kongkrit dan penggunaan media seoptimal mungkin, sehingga memudahkan siswa untuk memahami materi. Memulailah dari materi yang mudah, ke arah materi yang lebih sulit. Bahasa yang digunakan dalam penyampaian materi pun harus jelas dan dapat dipahami oleh siswa. Penyajian materi dengan irama dan ritme yang berbeda, sesuai dengan tingkat kesulitan materi, akan membantu siswa untuk tetap terjaga konsentrasinya (tidak mudah terdestruc). Oleh karena itu hindarilah intonasi yang monoton, sebab akan membuat anak-anak menjadi bosan. Selain itu sesuaikan bahasa yang digunakan dengan tingkat pemahaman siswa, gunakan bahasa yang mudah dimengerti anak. 
  • Mengakhiri penjelasan materi. Diakhir penjelasan materi, berikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan tanggapan atas materi yang sudah disampaikan. Bilamana ada pertanyaan, dan diperkirakan ada siswa yang dapat menjawab, mintalah mereka untuk menjawabnya. Selain membantu siswa untuk berani mengemukakan pendapat, hal seperti ini akan memancing siswa lain untuk berpikir. Biarkan diskusi terus berjalan dengan terarah, sehingga bukan mustahil akan dapat mengeksplor pengetahuan dan kemampuan berpikir siswa lebih baik lagi. Jangan lupa berikan apresiasi untuk hal positif sekecil apa pun yang telah dilakukan oleh siswa. 
  • Melakukan evaluasi pemahaman materi. Lakukan evaluasi sederhana untuk mengukur tingkat pemaham siswa atas materi yang disampaikan.    
  • Penutup proses KBM. Ucapkan terima kasih sebagai bentuk apresiasi guru terhadap siswa karena telah dapat bekerja sama selama proses KBM. Ingatkan siswa untuk mengulang pelajaran di rumah, dalam rangka penguatan kembali pengalaman belajar yang telah diperoleh, selanjutnya ucapkan salam penutup sebagai tanda berakhirnya proses KBM.



)* Dari berbagai sumber



Senin, 04 Maret 2013

Pelajaran dari perbincangan unta kecil dan induknya



Disuatu senja yang cerah, saat mentari begitu tegas tanpa malu-malu memancarkan semburat jingga yang merona merah, onta kecil tampak bercengkerama mesra dengan induknya. Dalam canda mesra bersama Sang Bunda, onta kecil ini bertanya seputar bentuk fisiknya yang berbeda dari beberapa hewan di kandang sebelah kanan dan kirinya. Begitu penuh sesaknya benak sang onta kecil dengan berbagai tanya, membuat ia memberondong sang bunda dengan pertanyaan-pertanyaan lugas dan sederhananya.

A : Ibu bolehkah aku bertanya padamu?
I :  Tentu sayang, ada apa? Adakah sesuatu yang mengganggumu?
A : Mengapa unta memiliki punuk?
I  : Anakku….ketahuilah, kita adalah hewan gurun. Kita memerlukan punuk untuk menyimpan air, sehingga kita dapat bertahan hidup dalam beberapa waktu meskipun tidak ada air.
A : Lalu mengapa kaki kita panjang dan telapak kaki kita bulat bu ???? kenapa tidak seperti yang lainnya?
I  : Anakku, kaki yang panjang dengan telapak  yang bulat seperti ini akan membuat kita lebih mudah dan kuat berjalan jauh di daerah gurun tempat kita hidup, dan tentu saja  akan  lebih baik bila dibandingkan dengan makhluk  lainnya sayang……
A : oh…begitu ya….lalu mengapa bulu mata kita panjang? Kadang-kadang bulu mataku ini justru mengganggu pandanganku….
I : Anakku, bulu mata yang panjang dan tebal akan melindungi matamu dari debu dan angin
A : Aha…..aku tahu sekarang. Jadi….punuk untuk menyimpan air agar kita bisa bertahan hidup di gurun pasir yang jarang kita temui air, kaki kita yang panjang dan telapaknya bulat memudahkan kita berjalan melalui gurun pasir, lalu  bulu mata yang panjang  melindungi mata kita dari debu gurun dan angin, begitu kan bu…..satu pertanyaan lagi ibu…
I  : apa lagi yang ingin kau tanyakan sayang?
A: Untuk apa aku punya punuk, kaki panjang dengan tapak yang bulat, serta  bulu mata yang tebal seperti ini kalau aku hanya hidup di kebun binatang seperti sekarang ini ibu ???????  Untuk apa semua ini aku miliki ibu????? 
            *********************************************************************

Skills, knowledge, abilities and experiences are only useful if you are at the right place.
Salah satu kewajiban dari setiap khalifah Allah yang hidup di bumi ini adalah “Kewajiban bekerja” untuk memenuhi kebutuhan hidup atau melakukan kegiatan sesuai dengan bidangnya.  Dengan kata lain setiap  orang hendaknya bekerja sesuai kemampuan di bidangnya masing-masing. Jenis pekerjaan yang dapat dilakukan sungguh sangat beragam, tidak melulu harus kerja kantoran (artinya bekerja dikantor/instansi tertentu dengan jam kerja rata-rata 8 jam per hari), namun bisa juga dengan berwirausaha.
Sebagaimana situasi yang muncul dalam perbincangan seekor anak unta bersama induknya, keistimewaan yang Allah berikan menjadi tidak bermakna ketika kemudian mereka hidup dalam sebuah habitat yang tak membutuhkan keistimewaan itu. Mereka mungkin saja jadi tidak membutuhkan punuk lantaran tak harus menyimpan air dalam jumlah banyak. Tentu saja hal ini dikarenakan mereka hidup di daerah yang beriklim tropis, bukan di daerah gurun.

Lalu bagaimana dengan kita?????
Keterampilan, pengetahuan, kemampuan dan pengalaman yang kita miliki, hanya akan berguna jika kita berada di tempat yang tepat. Tentu saja kita tidak seharusnya memaknai hal ini dalam pandangan yang sempit, dimana kita kemudian menjadi “mandul” dalam ketidaksesuaian kondisi yang mungkin saja kita hadapi saat ini, karena kita adalah makhluk Allah yang paling mulia, yang  kepadanya  Allah berikan otak untuk berfikir, bukan seperti ciptaan Allah yang lain (hewan).

Dalam persepsi pemikiran saya, bekerja adalah aktualisasi diri yang tidak harus dibatasi oleh ilmu yang dipelajari sebelumnya. Menurut saya, sepanjang apa yang kita lakukan dapat mendatangkan manfaat bagi diri kita maupun orang lain, maka saya pikir semuanya sah-sah saja. Dan tentu saja apa yang kita kerjakan bisa menjadi sumber penghasilan yang halal bagi kita. Saya pikir, dalam hidup ini yang terpenting adalah memiliki “logical thinking and spirit of success”.  Artinya, dalam menjalani realita kehidupan, ilmu yang sejatinya kita butuhkan adalah kemampuan berpikir rasional dan senantiasa memiliki semangat untuk berhasil, yang pada gilirannya akan membuat mind set/pola pikir kita terus menerus mencari berbagai jurus untuk meraih kesuksesan dalam bidang yang kita tekuni. Orang yang memiliki spirit of succes  adalah mereka yang bekerja/berprofesi apa pun dan dimana pun, dan senantiasa berusaha keras untuk meraih cita-citanya, tanpa pernah menyalahkan keadaan yang mungkin melatarbelakangi pengambilan keputusan dalam kehidupan kita, atau pun berbagai keterbatasan fisik/materi yang membelenggu pola pikir kita.

Untuk mencapai sukses, seseorang memang harus mampu untuk bersikap profesional. Apa pun bidang yang kita geluti saat ini, haruslah dilakukan secara profesional, dimana seorang profesional akan senantiasa meningkatkan kompetensi dirinya sehingga mampu melaksanakan seluruh tugas dan tanggung jawab dalam profesinya seoptimal mungkin. Seorang profesional akan senantiasa tekun  menjalankan profesi yang diembannya, tak pernah bosan melalukan kreasi dan inovasi sehingga memiliki daya saing dan bisa menjadi yang terbaik di bidangnya.

Firman Allah dalam QS. Az-Zumar, 39:39):
“Katakanlah: Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu, sesungguhnya aku akan bekerja (pula) maka kelak kamu akan mengetahui”

Makna dari Firman di atas adalah ketika kita bekerja, maka kita harus yakin bahwa diri kita mempunyai ketrampilan dan keahlian yang jelas (cukup) sehingga apa yang kita lakukan akan sesuai dengan syariat, dan dapat memberikan manfaat lebih, baik bagi diri sendiri maupun ummat (orang-orang di sekitarnya), dan pekerjaan yang kita lakukan bukanlah sebuah kegiatan yang sia-sia. Jelas sudah bahwa Allah SWT pun memberikan tuntunan kepada setiap muslim untuk senantiasa meng-upgrade kemampuannya sehingga mampu bekerja dengan kompetensi yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang ditekuninya pada saat itu.  

Jelasnya  apa pun kondisi yang kita hadapi, usaha maksimal untuk meningkatkan kompetensi diri  adalah sebuah keharusan. Selain itu, kita pun harus terus menerus menguatkan  keyakinan bahwa bila segala usaha dilakukan dengan sungguh-sungguh, semesta akan mendukung…………………….):

“Mestakung” gitu lah…….^_^ dengan ijin Allah tentunya……


)*Salam Sukses Selalu!!!!!!!