Siang itu kupacu kendaraanku. Seperti tak ingin
terlalu lama terdedah panas mentari, Supra fit biruku yang sudah berumur ini ku
gas poolll....”tak apalah ngebut, yang penting tetap hati-hati”, batinku lirih.
Langit kota ini memang seperti tak berlapisan ozon lagi. Panas menyengat, pedih
rasanya di kulit. Meski aku sudah membungkus rapat wajah dengan masker, dan
kedua tanganku dengan sarung tangan, panas menyengat ini tetap saja terasa.
Segera ku parkir motorku di bawah pohon beringin besar, begitu aku memasuki
halaman masjid Attaqwa.
Mantap langkahku menuju serambi masjid. Aku tak
hendak masuk ke bagian dalam masjid, nanti saja saat sholat ashar. Ah.....lama
sekali aku tak mengunjungi masjid ini. Padahal dulu, masjid ini adalah tempat
favoritku. Saat itu, aku selalu merasakan ketenangan ketika berada di rumah
Allah ini, bisa ngadem, bisa nangis sepuasnya sama Allah disela-sela sujudku,
saat begitu banyak hal membuatku sedih, atau hanya sekedar duduk-duduk di teras
masjid sambil ketak ketik di laptopku menunggu datangnya waktu sholat. Kini,
seakan ingin kembali mengulang ketenangan yang dulu kurasa, aku duduk bersandar
ke dinding bagian kanan serambi masjid. Lelah....letih....itulah yang kurasa
saat ini. Berbagai hal yang terjadi dalam hidupku beberapa bulan terakhir,
membuatku merasakan kepenatan yang luar biasa lahir dan batin. Aku tahu, aku
paham, segala ketetapan Allah yang tergaris dalam hidupku ini adalah hal yang
terbaik yang pantas aku dapatkan. Namun sifat manusiaku, membuatku seringkali
tak mampu mengolah hati, merasa diri paling susah, merasa jadi orang yang
paling banyak diuji sama Allah, dan sederet perasaan negatif lainnya, yang
cenderung menggiringku pada sebuah kata “KECEWA”. Astaghfirullah......Aku
memang lebih banyak memikirkan mimpi-mimpiku yang belum dikabulkan sama Allah,
ketimbang mensyukuri berbagai kenikmatan yang telah Allah berikan padaku. Dan
itulah yang membuatku kian lelah menjalani hari-hariku. Kupejam kedua mataku
serapat mungkin...Aku tak ingin ada bulir bening jatuh membasahi pipiku. Aku
tak ingin menjadi perempuan cengeng.....aku tak mau orang-orang di luar sana
tahu gundahnya hatiku. Ah....kucoba untuk menekan perasaanku sekuat tenaga,
sambil menghela napas panjang........