Senin, 11 November 2013

TES SEBAGAI ALAT EVALUASI

Salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam rangkaian proses  pembelajaran adalah melakukan evaluasi guna mengetahui perkembangan hasil belajar siswa dan ketercapaian/taraf serap materi pelajaran. Guru harus tahu sejauh mana pembelajar (learner) telah memahami bahan yang diajarkan atau sejauh mana tujuan/kompetensi dari kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dapat dicapai. Tingkat pencapaian kompetensi atau tujuan instruksional dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan itu dapat dinyatakan dengan nilai.

Untuk keperluan evaluasi diperlukan alat evaluasi. Banyak ragam alat evaluasi diantaranya kuesioner, tes, skala, observasi, dan lain-lain. Dari sekian banyak alat evaluasi, secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni alat tes dan non tes. Khusus untuk evaluasi hasil pembelajaran alat evaluasi yang paling banyak digunakan adalah tes.

Pada dasarnya tes merupakan alat ukur yang berbentuk pertanyaan atau latihan, digunakan untuk mengukur kemampuan yang ada pada seseorang atau sekelompok orang. Sebagai alat ukur dalam bentuk pertanyaan, maka tes harus dapat memberikan informasi mengenai pengetahuan dan kemampuan obyek yang diukur. Sedangkan sebagai alat ukur berupa latihan, maka tes harus dapat mengungkap keterampilan dan bakat seseorang atau sekelompok orang. Tes merupakan alat ukur yang standar dan obyektif sehingga dapat digunakan secara luas untuk mengukur dan membandingkan keadaan peserta didik. Dengan demikian sudah dapat dipastikan bahwa tes akan mampu memberikan informasi yang tepat dan obyektif tentang obyek yang hendak diukur, sekaligus dapat membandingkan antara seseorang dengan orang lain. Sebuah test dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur apabila memiliki kriteria:

  1. Validitas
  2. Reliabilitas
  3. Objektivitas
  4. Praktikabilitas
  5. Ekonomis

  • Validitas

Sebuah alat pengukur dapat dikatakan valid apabila alat pengukur tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur secara tepat. Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila tes itu betul-betul dapat mengukur prestasi belajar sesuai keadaan sebenarnya. Jika data yang dihasilkan dari sebuah instrumen valid, maka data yang diperoleh pasti dapat memberikan gambaran secara benar sesuai kenyataan/keadaan sesungguhnya.

  • Reliabilitas

Reliabilitas berasal dari kata reliable yang berarti dapat dipercaya. Reliabilitas suatu tes menunjukan derajat ketetapan, keterandalan atau kemantapan (the level of consistency) tes yang bersangkutan dalam mendapatkan data (skor) yang dicapai seseorang, apabila tes tersebut diberikan kepadanya pada waktu yang berbeda, atau dengan tes yang pararel (eukivalen) pada waktu yang sama. Dengan kata lain sebuah tes dikatakan reliable apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukan ketetapan, keajegan, atau konsisten. Artinya, siswa diberikan tes yang sama pada waktu yang berlainan, maka setiap siswa akan tetap berada dalam urutan (ranking) yang sama dalam kelompoknya. Contoh:

    TABEL NILAI TES PERTAMA DAN KEDUA
Nama Siswa
Waktu Tes
Ranking
Pengetesan Pertama
Pengetesan Kedua
Egan
7
8
3
Hisyam
5.5
6.2
5
Nada
8
9
2
Zahran
5
6
6
Najma
6
7
4
Lulla
8.5
9.3
1

Walaupun hasil tes pada pengetesan kedua hasilnya lebih baik, namun karena kenaikan ini terjadi pada semua siswa, maka dapat dikatakan bahwa tes yang digunakakan memiliki reliabilitas yang tinggi.


  • Objektivitas

Sebuah tes dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam melaksanakan tes itu tidak ada faktor subyektif yang mempengaruhi. Hal ini terutama pada sistem skoringnya, apabila dikaitkan dengan reliabilitas maka obyektivitas menekankan ketetapan pada sistem skoring, sedangkan reliabilitas menekankan ketetapan dalam hasil tes. Faktor yang mempengaruhi subjektivitas dari sebuah tes adalah:

1) Bentuk Tes
Subyektivitas sering kali muncul pada tes yang berbentuk uraian, karena adanya kemungkinan penilai memberikan penilaian menurut caranya sendiri. Oleh karena itu, apabila guru ingin menggunakan tes bentuk uraian, hendaklah guru tersebut membuat pedoman skoring terlebih dahulu. Dengan demikian subyektifitas penilaian dapat dihindari. Buatlah rubrik penilaian yang jelas, sesuai dengan kriteria yang akan diukur.

2) Penilai
Subyektivitas dapat pula terjadi karena adanya pengaruh faktor: kesan penilai terhadap siswa, tulisan, bahasa, waktu mengadakan penilaian, kelelahan penilai, dll. Untuk itulah, guru harus tetap berpegang pada kriteria penilaian yang telah disusun.

Munculnya faktor subyektifitas inilah yang kemudian menimbulkan kecenderungan penggunaan tes bentuk obyektif, dan menghindari tes bentuk uraian. 


  • Praktikabilitas

Sebuah tes dikatakan memiliki praktikabilitas yang tinggi apabila tes itu bersifat praktis, mudah untuk pengadministrasiannya. Tes yang praktis adalah tes yang:
  1. Mudah dilaksanakan, tidak menuntut peralatan yang banyak dan memberi kebebasan kepada siswa untuk mengerjakan terlebih dahulu bagian yang dianggap mudah. 
  2. Mudah memeriksanya, artinya bahwa tes itu dilengkapi dengan kunci jawaban dan pedoman skoring. Untuk tes bentuk obyektif, pemeriksaan akan lebih mudah jika siswa mengerjakan dalam lembar jawab tersendiri (terpisah dengan lembar soal). 
  3. Dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas sehingga tes dapat dilakukan oleh siapa pun (tidak perlu diberikan oleh guru yang membuat tes tersebut).


  • Ekonomis

Maknanya adalah bahwa tes yang dilaksanakan tidak membutuhkan ongkos/biaya yang mahal, tenaga yang banyak dan waktu yang lama, baik ketika memproduksi maupun melaksanakan dan mengolah hasilnya.

Dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria tersebut, sewajarnya dapat dihasilkan alat tes (sosal-soal) yang berkualitas yang memenuhi syarat-syarat sbb:

  1. Shahih (valid), yaitu mengukur yang harus diukur, sesuai dengan tujuan.
  2. Relevan, dalam arti yang diuji sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
  3. Spesifik, soal yang dibuat hanya akan dapat dijawab oleh peserta didik yang betul-betul belajar dengan rajin.
  4. Tidak mengandung ketaksaan (tafsiran ganda), harus ada acuan yang jelas, tugas ditulis dengan konkret, point apa yang harus dijawab oleh siswa, sehingga jelas batasan tentang jawaban siswa yang dapat dianggap lengkap.
  5. Representatif, soal mewakili materi ajar secara keseluruhan.
  6. Seimbang, dalam arti pokok-pokok yang penting diwakili, dan yang tidak penting tidak selalu perlu.


Meskipun tes telah disusun dan dilakukan berdasarkan aturan dan prosedur yang baik, namun tes itu sendiri mengandung beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan. Gilbert Sax mengatakan bahwa tes setidaknya memiliki kelemahan sbb:
  1. Tes dapat menimbulkan kecemasan pada diri siswa, sehingga kondisi ini dapat mempengaruhi hasil tes.
  2. Adakalanya tes secara psikologis memberikan dampak yang kurang baik bagi siswa karena hasil tes yang tidak sesuai dengan harapan siswa.
  3. Tes cenderung menghasilkan pengkategorian secara permanent pada diri siswa (jika hasil tes menunjukkan Fawzia adalah anak yang kurang pandai, maka predikat “kurang pandai” ini sukar sekali diubah jika tidak ada perubahan hasil tes berikutnya dengan hasil yang mencolok).
  4. Terkadang tes tidak merepresentasikan kepandaian seseorang. Siswa yang terlalu hati-hati dalam menelaah soal tes, seringkali kehabisan waktu untuk menyelesaikan soal. Akibatnya nilai tes yang diperoleh rendah. Sebaliknya, siswa yang membaca soal secara sepintas, mampu menyelesaikan tes meski mungkin jawabannya hanyalah sekedar menebak dan kebetulan “benar”.
  5. Tes hanya mengukur aspek tingkah laku yang sangat terbatas, sementara ada sifat-sifat manusia yang lebih cocok dinilai dengan pengamatan penerapan sikap yang diharapkan (secara aplikatif). 



)* Disarikan dari buku “Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan” Karangan Prof. Dr. Suharsimi Arikunto

3 komentar:

  1. Ini diterbitkan tahun berapa dan halaman berapa ya mba dari bukunya?

    BalasHapus
  2. Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
    Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
    Yang Ada :
    TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
    Sekedar Nonton Bola ,
    Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
    Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
    Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
    Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
    Website Online 24Jam/Setiap Hariny

    BalasHapus