Kamis, 05 Desember 2013

Boegenville Merah Jambu


Siang itu kupacu kendaraanku. Seperti tak ingin terlalu lama terdedah panas mentari, Supra fit biruku yang sudah berumur ini ku gas poolll....”tak apalah ngebut, yang penting tetap hati-hati”, batinku lirih. Langit kota ini memang seperti tak berlapisan ozon lagi. Panas menyengat, pedih rasanya di kulit. Meski aku sudah membungkus rapat wajah dengan masker, dan kedua tanganku dengan sarung tangan, panas menyengat ini tetap saja terasa. Segera ku parkir motorku di bawah pohon beringin besar, begitu aku memasuki halaman masjid Attaqwa.

Mantap langkahku menuju serambi masjid. Aku tak hendak masuk ke bagian dalam masjid, nanti saja saat sholat ashar. Ah.....lama sekali aku tak mengunjungi masjid ini. Padahal dulu, masjid ini adalah tempat favoritku. Saat itu, aku selalu merasakan ketenangan ketika berada di rumah Allah ini, bisa ngadem, bisa nangis sepuasnya sama Allah disela-sela sujudku, saat begitu banyak hal membuatku sedih, atau hanya sekedar duduk-duduk di teras masjid sambil ketak ketik di laptopku menunggu datangnya waktu sholat. Kini, seakan ingin kembali mengulang ketenangan yang dulu kurasa, aku duduk bersandar ke dinding bagian kanan serambi masjid. Lelah....letih....itulah yang kurasa saat ini. Berbagai hal yang terjadi dalam hidupku beberapa bulan terakhir, membuatku merasakan kepenatan yang luar biasa lahir dan batin. Aku tahu, aku paham, segala ketetapan Allah yang tergaris dalam hidupku ini adalah hal yang terbaik yang pantas aku dapatkan. Namun sifat manusiaku, membuatku seringkali tak mampu mengolah hati, merasa diri paling susah, merasa jadi orang yang paling banyak diuji sama Allah, dan sederet perasaan negatif lainnya, yang cenderung menggiringku pada sebuah kata “KECEWA”. Astaghfirullah......Aku memang lebih banyak memikirkan mimpi-mimpiku yang belum dikabulkan sama Allah, ketimbang mensyukuri berbagai kenikmatan yang telah Allah berikan padaku. Dan itulah yang membuatku kian lelah menjalani hari-hariku. Kupejam kedua mataku serapat mungkin...Aku tak ingin ada bulir bening jatuh membasahi pipiku. Aku tak ingin menjadi perempuan cengeng.....aku tak mau orang-orang di luar sana tahu gundahnya hatiku. Ah....kucoba untuk menekan perasaanku sekuat tenaga, sambil menghela napas panjang........


Lama aku terdiam dalam kesendirianku. Mataku menatap lurus ke depan. Tak sengaja tatapanku berhenti pada sebuah pohon di sisi kanan masjid ini. Bougenville......bunga kertas berduri tajam itu indah sekali. Daunnya nyaris tak nampak tertutup oleh kuntum-kuntum merah jambu yang bergerombol. Aku tercenung menatap keindahan ciptaan Allah ini. Subhanallah......
Bougenville ini indah....sungguh indah....Dimusim kemarau seperti ini, Bougenville meranggas untuk mempertahankan hidupnya. Menggugurkan daunnya untuk mengurangi penguapan hingga dia tetap dapat bertahan sampai musim penghujan datang. Namun disaat meranggas itu, sang bunga kertas ini justru menawarkan keindahan yang luar biasa. Warna Merah jambu yang mendominasi batangnya, menampilkan pesona keindahan yang menawan.

Tiba-tiba aku menjadi kian sedih....sediiiihhh luar biasa......

Allah seperti mengajariku dari Bougenville Merah Jambu ini. Disaat yang sulit, dalam keterbatasan air di musim kemarau, bunga ini tetap saja memunculkan keindahan. Daun yang menggundul karena berguguran, digantikannya dengan pesona merah jambu. Dalam kesulitan dan keterbatasan, bunga ini masih saja memancarkan keindahan.

Lalu bagaimana dengan aku?????

Dalam kesulitan yang terasa menghimpit, dalam kemelut hidup yang kian memagut, ternyata aku tak lagi sanggup memunculkan keindahan hati yang ikhlas dalam balutan keimanan pada Rabb ku....

    ***************************************************************************
Kumandang adzan ashar memanggil seluruh umat muslim untuk menghentikan aktivitasnya. Tak ingin tertinggal sholat berjama’ah, aku pun bergegas menuju tempat wudlu wanita. Segarnya air kran ini, batinku lirih. Segera kuayun langkahku ke ruang sholat khusus wanita. Setelah sholat sunah kobliyah dua rokaat, aku duduk berdzikir. Dalam diam hening seperti saat ini, jelas sekali kurasa betapa ternyata aku telah jauh melangkah meninggalkan Rabb ku. Memang, semua ibadah wajib telah aku lakukan, sholat sunah pun Alhamdulillah tak pernah kutinggalkan. Namun tetap saja .....kosong....hampa.... itulah yang aku rasakan. Tak terasa bulir bening mutiara mengalir dari kedua mataku, astaghfirullah....

Samar kudengar muadzin menyeru pada jama’ah yang hanya beberapa gelintir itu untuk memulai sholat berjama’ah. Aku pun berdiri, merapatkan barisan pada dua orang jama’ah perempuan yang lain. Kutuntaskan rakaat demi rakaat shalat asharku dengan khusu’. Subhanallah.....tak pernah kurasakan senikmat ini bercumbu dengan Rabb ku. Nikmat iman yang lama tak lagi dapat kurasakan. Mungkin karena begitu asyiknya aku mengejar dunia. Target demi target yang sudah dapat kulampaui ternyata membuat diri ini tak pernah puas, mencari dan terus mencari. Mengejar dan terus mengejar. Dan kini, manakala target yang kucanangkan setinggi langit itu tak mampu kugapai, aku lalu merasa menjadi orang yang paling sengsara. Merasa menjadi orang yang paling sering diuji. Merasa menjadi orang yang tidak beruntung, Masya Allah........betapa naifnya aku menyikapi ketetapan hidup dari Rabb ku.

Dalam duduk tafakurku sore ini, serasa kembali kudapatkan semangat hidup yang sempat sirna. Serasa kudapatkan gairah untuk mengisi hidup menjadi lebih bermakna. Serasa kuraih kembali keyakinan bahwa ketetapan yang Allah berikan padaku, adalah yang terbaik yang harus terjadi dalam hidupku. Begitu mantap dan yakin ku, bahwa segala asa dan mimpi yang belum terwujud adalah bentuk kasih sayang Rabb ku, agar aku tak terlalu lama larut dalam fatamorgana kenikmatan dunia.


Duhai Rabb ku....Please leads me the way......

Tuntunlah selalu diriku agar tak larut dalam buaian urusan dunia yang KAU buat demikian indah.....Karna sesungguhnya kesempatan hidup di alam fana yang KAU berikan ini, adalah kesempatan bagiku untuk mengumpulkan bekal menghadapi perjumpaan dengan MU

Subhanallah.........kepasarahanku sore ini kurasakan menjadi sebuah energi yang demikian kuat untuk kembali mendekat pada NYA. Biarkan aku menjadi kalifah yang membanggakan MU duhai Rabb ku.... Mampukan aku untuk menjaga manisnya iman dalam perjalananku menyeberangi savana kehidupan yang melelahkan. Tegarkan aku agar tetap dapat memancarkan keindahan layaknya Boegenville Merah Jambu itu, walau munkin harus susah payah mendapatkan oase di tengah gersangnya sahara.



)* Edisi Kangen Nulis di Teras Masjid

2 komentar:

  1. Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
    Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
    Yang Ada :
    TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
    Sekedar Nonton Bola ,
    Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
    Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
    Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
    Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
    Website Online 24Jam/Setiap Hariny

    BalasHapus