“Suddenly I feel tired, very tired...
Everything makes me tired, over and over....
And now, I’m bored with my dream......”
Kuawali pagiku hari ini dengan rasa yang tak jelas
juntrungannya. Sedih.....tapi sedih kenapa???? Apa yang membuat sedih???? Tak
ada satu pun nikmat NYA yang diambil dari raga lemahku ini. Pagiku kali ini pun
sebenarnya sungguh sangat indah. Mentari hangat bersinar, tak ada malu sedikit
pun. Keindahan sinarnya bahkan sampai menoreh semburat jingga di ufuk timur
sana. Sungguh, sebuah keindahan suasana pagi lereng Ciremai yang tak layak
diragukan lagi. Namun ironisnya, keindahan ini tak mampu melebur suasana batinku
yang sedang jengah tanpa arah.....
Samar kudengar riang kicau burung di pokok pohon samping
rumahku, kutarik nafas dalam-dalam, ku pejam mata
rapat-rapat......Ah......hembusan nafas ini terasa berat.....
Sahabat....penat menjalani rutinitas, lelah memainkan peran
di panggung sandiwara milik Allah ini, adalah sebuah sunnatullah. Ibarat roda
yang berputar, ketika berada di atas, kita merasa begitu optimis, full energi,
yakin bahwa dunia ada dalam genggaman. Namun sebaliknya, saat kita berada di
titik nadir..... lemah... lunglai...tak ada gairah hidup, bosan dengan rutinitas
yang ada, bahkan mungkin berputus asa dari rakhmatnya
Allah.....Naudzubillah.....
Sadarkah kita bahwa sesungguhnya saat itu ruh kita sedang
sakit?
Pahamkah kita bahwa sejatinya hati kita, sebagian atau
bahkan mungkin seluruhnya sedang meradang?
Penyakit kronis apa gerangan yang membuat diri kita jadi
lemah begini?????
Mungkin kita memang bukanlah orang yang lalai pada hak Rabb
kita. Mungkin benar bila rutinitas ibadah kita tetap berjalan, sehingga
setidaknya gugurlah kewajiban kita atas seluruh perintah NYA. Namun mengapa
hati kita tetap saja kering???? Mengapa kita tetap saja merasa penat menapaki
belantara fana dalam sebagian episode kehidupan kita????
What’s the goals of your life???
QS. Al-Baqarah 201:
Dan diantara mereka ada yang berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah
kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari azab
neraka”.
“Kebahagiaan dunia
dan akhirat”, inilah tujuan hidup kita.
Boleh jadi berbagai rencana hidup yang kita susun telah
Allah kabulkan. Aneka rupa permohonan yang kita panjatkan pun senantiasa Allah luluskan. Kita pun kian hari kian merasa
bahagia. Betapa baiknya Allah kepada kita.
Namun mengapa tetap saja ada rasa hampa yang menyapa????
Sahabat, kebahagiaan
lahiriah yang kita rasakan ternyata tak berimbang dengan kebutuhan ruhiah kita.
Kita memang tak pernah lupa melakukan rutinitas ibadah sebagai makhluknya
Allah. Namun ternyata kita gagal menghadirkan Rabb kita dalam hati, saat melalui
perjalanan panjang hari-hari kita..... Kita sibuk mengejar dunia, kita mengumbar
sumpah dihadapan NYA bahwa hidup dan mati kita hanya karena Allah semata. Namun nyatanya....Hubbuddunya...Astaghfirullah.....
Kampung dunia hanyalah tempat bagi kita untuk bercocok
tanam, menanam benih kebajikan, merawat dan memupuknya. Sementara di kampung akhiratlah nantinya kita
akan memetik hasil dari jerih payah yang kita lakukan di fase kehidupan fana. Dunia hanyalah sebagai sebab, sedangkan
kehidupan akhiratlah yang akan membuktikan akibat dari segala penyebab yang
kita lakukan di alam dunia. Tidak akan ada
kebaikan di akhirat, bila tak ada kebaikan yang kita tanam di dunia. Masih
inginkah kita memelihara “wahn” dalam batin kita?????
********************************************************************************************
Bila hati mulai tak tenang menjalani hari...periksa kembali
tujuan hidup kita. Benarkah langkah yang kita ambil untuk mencapi tujuan hidup
tetap berada pada rel yang semestinya? Benarkah niat yang ada, semata hanya karena mencari keridhoan Rabb,
dzat Yang Maha Menggenggam???
Kembalilah untuk menjaga hati....
Hati adalah tempat bertahtanya keimanan kita. Hati adalah
fondasi untuk menjaga benteng keimanan kita, agar senantiasa kokoh, tetap berdiri
tegak walau diguncang badai sekalipun.
Kondisi hati yang berubah-ubah sanggup membuat kadar keimanan seseorang naik turun
berfluktuasi. Terombang ambing bagai naik roller coaster. Hadist Rasulullah SAW sebagaimana diriwayatkan
oleh Ahmad menyatakan “Dinamakan hati karena ia (selalu) berbolak balik.
Perumpamaan hati itu bagaikan bulu yang ada di pucuk pohon yang diombang
ambingkan oleh angin” (HR. Ahmad).
Dzikrullah...memperbanyak dzikir dan mengingat Allah menjadi
sebuah keharusan bagi setiap muslim agar dapat menjaga hati. Menghadirkan Allah
dalam setiap desahan nafas, akan membuat kita merasa selalu dalam pengawasan
NYA. Karena kepada NYA lah sesungguhnya
kita akan kembali. Karena hanya DIA lah sebenar-benarnya tempat menggantungkan
diri.....
Bismillahirrohmanirrohiim.....
"Ya Muqallib al-qulub, thabbit qalbi 'ala diinik"
Wahai Tuhan Yang Membolak-balikkan hati, tetapkan hati ini di atas agama MU
"Ya Muqallib al -qulub, thabbit 'ala 'I-haqq
Wahai Tuhan Yang Membolak-balikkan hati, tetapkan hatiku ini di atas kebenaran MU
"Ya Muqallib al -qulub, thabbit qalbi 'ala ta'atik"
Wahai Tuhan Yang Membolak-balikkan hati, tetapkan hati ini dengan taat pada MU
Aamiin.........
)* Semoga kita senantiasa mampu menjaga hati
dalam sebuah hal yang bersangkutan
BalasHapusmakasih sudah share
BalasHapusquester truck
Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
BalasHapusDalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
Yang Ada :
TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
Sekedar Nonton Bola ,
Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
Website Online 24Jam/Setiap Hariny