Sabtu, 09 Maret 2013

"Supervisi Pendidikan": Kenapa harus galau saat akan diobservasi ???? (Bag 2)




“Ibu….saya kecewa sekali dengan apa yang saya lihat hari ini. Ibu mengajar dengan media yang menurut saya masih kurang. Mestinya ibu bisa menggali lagi pengetahuan anak, sehingga kompetensi yang diharapkan dari KD yang sudah ditetapkan akan tercapai……..” ucap seorang supervisor/kepala sekolah usai kegiatan observasi di sebuah kelas.

“Ah…..perasaan saya sudah pake media, setiap contoh benda yang dimaksud dalam perubahan fisika dan kimia sudah kubawain. Masa’ hanya karena nggak bawa es batu ajja harus jadi teguran buat saya sih…..kan perubahan fisikanya bisa diwakili oleh contoh benda yang lain. Heran dah….. Udah gitu ngomonginnya di depan guru lain lagi, kenapa tidak dia panggil saja saya ke ruangannya, trus diajak ngomong tentang kekurangan saya, apa yang harus saya perbaiki, tapi kayak’nya nggak ada lebihnya deh, kuraaaaangg semua, ih….bikin ill feel nih orang” batin sang guru menanggapi ucapan dari sang supervisor.

Mengapa harus muncul ucapan seperti dalam illustrasi di atas? Bukankah sudah disadari bahwa supervisi adalah sebuah proses pemberian bantuan dan pembinaan dari seorang supervisor/kepala sekolah kepada guru yang sifatnya adalah kemitraan(kolegial) dengan tujuan peningkatan kemampuan mengajar guru?

Apa sih sebenarnya arah kegiatan supervisi, bagaimana prinsip-prisip kegiatan ini, serta apa saja yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam mengajar yang baik?

           *******************************************************************

Arah Supervisi Pendidikan

Arah dari pelaksanaan kegiatan supervisi, utamanya adalah:
  1. Membentuk basic competence guru, sehingga guru akan dapat menguasai kelas dengan baik, mampu berbicara lancar, menguasai materi ajar (subject matter), memahami psikologi perkembangan anak, memiliki estetika dan menyayangi anak-anak , serta dapat mentransfer pengetahuan kepada anak didik dengan baik.
  2. Membentuk advanced competence guru sehingga menjadi kreatif dalam mendesain pembelajaran, kaya dengan variasi metode mengajar, mampu mengembangkan penguasaan materi lebih lanjut dengan berbagai pengembangan dan inovasi, serta dapat membimbing secara khusus siswa-siswa bermasalah.
  3. Membentuk kompetensi unggul, dimana seorang guru mampu menciptakan gagasan dan terobosan baru dalam proses pembelajaran, serta dapat mengajar anak didik dengan tingkat keberhasilan yang tinggi.
Prinsip-prinsip supervisi

Prinsip-prinsip yang merupakan kaidah dan harus dipedomani dalam melakukan kegiatan supervisi ini menurut Moh Rifai, MA dalah:
  1. Supervisi hendaknya bersifat konstruktif & kreatif (mampu menimbulkan motivasi)
  2. Supervisi harus didasarkan atas realitas & fakta (realistis & mudah dilaksanakan)
  3. Supervisi harus sederhana & informal dalam pelaksanaannya 
  4. Supervisi harus dapat memberikan perasaan aman pada guru sebagai obyek supervisi
  5. Supervisi harus didasarkan atas hubungan yang profesional, bukan atas hubungan pribadi 
  6. Supervisi harus memperhitungkan kesanggupan, sikap dan mungkin prasangka guru 
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sebuah supervisi tidak boleh dilakukan untuk mencari kesalahan/kekurangan guru, juga tidak boleh bersifat mendesak (otoriter), karena hal itu dapat menimbulkan perasaan gelisah atau bahkan antipasti dari guru-guru. Karena supervisi juga  tidak boleh  didasarkan atas kekuasaan, pangkat, kedudukan atau kekuasaan pribadi, maka seorang supervisor/kepala sekolah hendaklah meletakkan “jaket kepangkatan”nya ketika mensupervisi guru, sehingga terjalin suasana kemitraan yang akrab, yang pada gilirannya akan membuat guru sebagai pihak yang disupervisi, tidak akan segan-segan mengemukakan pendapat tentang kesulitan yang dihadapi atau kekurangan yang dimiliki.  

Perlu dipahami bahwa supervisi adalah sebuah proses pemberian bantuan kepada guru untuk menjadi “lebih baik”, oleh karenanya dibutuhkan waktu untuk melihat progress dari kegiatan ini. Tidak bisa dilihat hasilnya secara terburu-buru, apalagi harus kecewa dengan hasil sebuah supervisi yang dilakukan secara insidentil, tidak rutin dan berkesinambungan secara berkala.

Langkah-langkah mengajar di kelas sebagai obyek kegiatan supervisi

Sebenarnya tidak ada hal khusus yang harus dilakukan oleh guru saat dilakukan observasi oleh supervisor, karena apa yang harus dilakukan oleh seorang guru ketika akan mengajar, baik akan diobservasi atau pun tidak, adalah “SAMA”yaitu:
  1. Membuat persiapan mengajar (RPP/lesson plan), yang menjadi pedoman/acuan kerja bagi seorang guru di kelas. Hal ini mutlak harus dilakukan, karena seorang guru yang tidak membuat perencanaan terlebih dahulu sebelum mengajar, ibarat seorang nahkoda yang berlayar tanpa kemudi. Mau dibawa kemana pembelajaran di kelas????
  2. Menyiapkan alat bantu mengajar  (seperti:  Alat peraga, media, alat tulis, infokus, spidol, penghapus, penggaris, dll)
  3. Menciptakan suasana kelas yang tenang sehingga kondusif untuk belajar . Ini adalah salah satu dari 8 keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru, “Class Room Management” sehingga siswa benar-benar terkondisi dengan baik dan siap untuk mengikuti KBM.
  4. Guru dapat memulai proses pengajaran.  Untuk memulai kegiatan belajar di kelas pun tidak ada yang berbeda, guru dapat melakukannnya dengan langkah-langkah sbb:
  • Memberikan salam pembuka  KBM
  • Apersepsi, bisa dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya: mengulang materi sebelumnya, sebagai  jembatan masuk ke materi baru, atau mengajak seluruh peserta masuk (secara psikologis) kepada materi yang akan dibahas. Jangan masuk pada pembahasan materi bila siswa belum benar-benar siap, karena KBM akan menjadi sia-sia (gurunya cape’, ngomong tapi nggak didengerin, siswa pun tidak paham dengan materi yang disampaikan). Guru bisa kembali melakukan brainstorming untuk mengkondisikan siswa, atau dapat pula mengingatkan siswa untuk mengikuti “Rules” yang telah disepakati sebelumnya dalam KBM yang sudah berjalan selama ini.
  • Penyajian dan pembahasan materi. Perhatikan selalu sistematika penyajian, hendaklah runut dan sistematis dengan contoh kongkrit dan penggunaan media seoptimal mungkin, sehingga memudahkan siswa untuk memahami materi. Memulailah dari materi yang mudah, ke arah materi yang lebih sulit. Bahasa yang digunakan dalam penyampaian materi pun harus jelas dan dapat dipahami oleh siswa. Penyajian materi dengan irama dan ritme yang berbeda, sesuai dengan tingkat kesulitan materi, akan membantu siswa untuk tetap terjaga konsentrasinya (tidak mudah terdestruc). Oleh karena itu hindarilah intonasi yang monoton, sebab akan membuat anak-anak menjadi bosan. Selain itu sesuaikan bahasa yang digunakan dengan tingkat pemahaman siswa, gunakan bahasa yang mudah dimengerti anak. 
  • Mengakhiri penjelasan materi. Diakhir penjelasan materi, berikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan tanggapan atas materi yang sudah disampaikan. Bilamana ada pertanyaan, dan diperkirakan ada siswa yang dapat menjawab, mintalah mereka untuk menjawabnya. Selain membantu siswa untuk berani mengemukakan pendapat, hal seperti ini akan memancing siswa lain untuk berpikir. Biarkan diskusi terus berjalan dengan terarah, sehingga bukan mustahil akan dapat mengeksplor pengetahuan dan kemampuan berpikir siswa lebih baik lagi. Jangan lupa berikan apresiasi untuk hal positif sekecil apa pun yang telah dilakukan oleh siswa. 
  • Melakukan evaluasi pemahaman materi. Lakukan evaluasi sederhana untuk mengukur tingkat pemaham siswa atas materi yang disampaikan.    
  • Penutup proses KBM. Ucapkan terima kasih sebagai bentuk apresiasi guru terhadap siswa karena telah dapat bekerja sama selama proses KBM. Ingatkan siswa untuk mengulang pelajaran di rumah, dalam rangka penguatan kembali pengalaman belajar yang telah diperoleh, selanjutnya ucapkan salam penutup sebagai tanda berakhirnya proses KBM.



)* Dari berbagai sumber



2 komentar:

  1. ga didaftarin ke google adsense tah bu guru blognya? cb saja bu barang kali saja diterima. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih masukan'a....
      Terima kasih juga sudah mampir ke blog saya.... :)
      Salam silaturahim...

      Hapus