When U feel “Bored”

Bored…..I’m Bored….

Maybe surrounded by a million people, but I still fell all alone….

Bored…..I’m Bored….

Pernah merasa bosan????

Pasti jawabnya “PERNAH” atau bahkan “SERING”

Sani B. Hermawan, psikolog dan Direktur Lembaga Psikologi Daya Insani menjelaskan, bahwa orang yang mengalami kebosanan/kejenuhan akan menjadi kurang semangat dalam beraktifitas, spirit hidup menurun, menghindari interaksi dengan orang lain atau cenderung mengisolasi diri, dan kualitas berpikir mengalami penurunan.  Wuidihh……seyyem ternyata dampak dari rangkaian 5 huruf ”B O S A N”ini …

Apa sebenarnya yang membuat seseorang menjadi bosan???

Kondisikah yang membuat kita bosan????

Atau cara pandang dan sikap kita sendiri penyebabnya????

BOSAN ITU WAJAR.

Adakah diantara kita yang tidak pernah merasa bosan??? Bosan atau jenuh melakukan rutinitas. Entah itu bosan belajar, bosan kerja, bosan dengan pasangan hidup, bosan ngurus rumah, bosan merawat anak, bosan ngejomblo, bosan ini….bosan itu….buanyak deh……

Bosan menandakan bahwa Allah masih beri kita kesempatan melaksanakan rutinitas dengan baik. Allah masih beri  kita kesempatan untuk bisa merasakan “RASA” dengan jelas. Allah masih beri kita kemampuan untuk membedakan sesuatu yang menyenangkan dan yang tidak. Alhamdulillah…. Jadi sebenarnya tidak ada yang aneh dengan kata bosan, artinya….semua itu wajar adanya…..

Namun demikian sepertinya kita perlu belajar ilmu “manajemen bosan”, agar kita terampil menghadapi rasa bosan yang muncul dengan treatment yang tepat, dan kita tidak terjebak dalam perasaan bosan yang pada gilirannya berujung pada menurunnya semangat hidup.

Begini ya gaesss….tiap hari kita makan nasi kan…. Pernah nggak merasa bosan makan nasi tiap hari??? Mungkin sesekali kita pernah males makan nasi, trus kita pilih ngebakso, makan mie ayam, ngemil kue ini itu, milih roti bakar, atau makanan-makanan asing yang aneh-aneh itu…..ups….lidah ndeso, jadi radha gimanaaa gitu klo makan-makanan yang ke_Eropa-Eropa’an…. ^^

Tapi sesudah itu, pasti kita balik lagi ke nasi. Kayaknya kita nggak bisa pindah ke lain hati deh….  Klo dibandingkan, berapa persen kita beralih ke menu yang nggak pake nasi??? Ah…itung sendiri ajja dah ya….rempong ngitungnya, secara dulu matematika eike  remedial melulu….. aihihihiiii…. ^^

Pertanyaannya kemudian, kenapa kita nggak bosen sama yang namanya nasi????

Yaaa…..betul banget….itu karena kita mengkonsumsi nasi dengan lauk yang berbeda, walaupun masih berada di seputaran “hupelor” alias tahu tempe telor. Sesekali lauk ayam. Klo daging masuk kategori jarang……)* Maklum mahal, mending buat beli token listrik atau beli bensin…..ups….ngapa curhat ya…… Ibu-ibu banget lagi curhatannya…..sorry…..

Lauk yang kita sandingkan dengan nasi, kadang digoreng, kadang direbus, kadang ditumis. Kadang pake sayur, kadang juga Cuma pake sambel terasi plus ikan asin. Sesekali hanya berlauk garam dan kecap ajjah….)*duh…melase…..

Jika boleh nasi dan lauk ini dianalogkan dengan aktifitas dan rutinitas dalam hidup, rasanya jelas sudah bahwa kita perlu melakukan rutinitas dengan cara yang berbeda agar tak dihinggapi oleh kebosanan. Misalnya, jika selama ini berangkat kerja naik motor, sesekali boleh lah jalan kaki (sambil ngirit gitu…..^^) tapi klo jauh ya….jangan jalan juga sih, ntar telat dan cape…..heheheheee… Pemandangan berbeda yang kita temui sepanjang jalan, sedikit banyak akan mempengaruhi hati dan perasaan kita. Atau, klo biasanya sibuk nulis artikel-artikel ilmiah yang nguras otak untuk ngejar publikasi nasional, ya…sesekali nulis yang ringan-ringan boleh lah…..)*aih...dia curhat lagi deh……heheheeeee……

Artinya, kita perlu pandai memodifikasi pelaksanaan rutinitas kita dengan berbagai pola. Bila dari hari ke hari yang kita lakukan hanya itu itu saja, sudah bisa dipastikan bosan akan cepat datang. Apalagi jika kemudian apa yang kita alami tidak sesuai yang kita harapkan. Kecewa cenderung akan memicu kebosanan.  

Menurut logika berpikir sederhanaku sih….sebenarnya ini hanya soal “Rasa” ajja….. Hanya soal “cara pandang”, hanya soal “mind set”.

Bukan suasana/aktifitas/rutinitas yang membuat kita bosan, tetapi cara kita menyikapi kondisi tersebutlah penyebab kebosanan itu. Kuatkan azzam bahwa kita tidak akan pernah bosan, apa pun kondisi yang kita hadapi. Susah atau pun senang, banyak duit atau pun kritis, sendiri atau pun banyak teman, sakit apalagi klo sehat…..karena sungguh banyak hal yang bisa kita lakukan. Perbanyak bersyukur atas segala kenikmatan yang Allah berikan.

Sebenarnya, bagiku jurus terampuh ketika kebosanan mulai merayap adalah mengecek ibadah yaumiyah. Ketika lalai….fluktuasinya menurun, rasa malas, rasa bosan, rasa kecewa, dan berjuta rasa yang tak jelas juntrungannya akan mulai menghampiri satu per satu. Ini menjadi semacam alarm pengingat diri. Baterai mulai melemah, harus di charge kembali. Mungkin qiyamul lailnya bolong-bolong karena keseringan tidur larut, hingga susah bangun malam. Mungkin shaum senin kamisnya mengendur karena cuaca mulai panas, jadi merasa agak berat. Mungkin dhuhanya sering lewat karena keburu harus kejar tayang di depan kelas. Mungkin program ODOJ nya macet karena mau buru-buru ketak ketik di laptop dan bikin proposal. Mungkin rawatibnya hanya tersisa di subuh dan maghrib saja, karena lagi-lagi “mburu waktu” atau kecape’an dan sudah pengen cepet-cepet  tidur selepas Isya. Duh…….Manusia banget…….

Jadi gaesss….menurutku, menjaga kualitas ibadah  dan terus bersyukur merupakan jurus terampuh untuk mengatasi bosan.  Antusiaslah menjalani hidup ini. Tetaplah bersyukur atas apa yang terjadi dan kita alami. Tantangan, kesulitan, beban dan cobaan hidup adalah lahan untuk mencari keridhoan Allah. Insya Allah, hidup akan terasa lebih ringan, dan…….bye…bye….bosan……^^

)* Edisi Motivasi Diri