Jumat, 17 Mei 2013

KESAL ITU......




Arrrgghhh......aku akan berteriak sekeras mungkin di pantai, biar plooongg.....biar nggak nyesek lagi, biar lupa sama semuanya. Biar aku nggak inget lagi sama orang yang sudah bikin aku kesel, coz kesel ku sudah ku larung di laut lepas......(tapi klo keselnya pas ada di dekat pantai sih...pastinya, klo lagi di tempat umum ya....gimana ya, nti dibilang stress lagi teriak-teriak sendiri.....^_^)

$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$


Aku keluar rumah,  jalan kemana ajja, walau pun nggak ada tujuan yang jelas, yang penting nggak melihat sumber/penyebab yang bikin aku kesel. Nah...klo di jalan aku nemu kaleng/botol yang terkapar tak berdaya di jalanan, pasti deh....akan aku tendang kenceng-kenceng buat melampiaskan kekesalanku. Sampai-sampai suatu kali pernah lho....itu kaleng nyasar dan nemplok di punggung orang yang lagi duduk di pinggir taman. Zlebbb......kaget bukan kepalang dah jadinya. Kontan raut mukaku jadi kecut melihat mata melotot pemilik punggung yang jadi korban kaleng terbang ku......^_^ Tapi lumayan lah, sedikit hilang rasa kesalku.....mungkin karena kesalku pindah ke orang itu ya.....ih, nakal dah.....^_^

$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$


Pake jaket, pake masker, ambil helm cakil yang rapet (pokoknya siap bermotor ria dah....) trus ambil kunci motor, dan............. wuuzzzzhhh, ngebut sekenceng mungkin (apalagi klo sudah ketemu sama jalur yang sepi gitu......). Kalau perlu teriak kenceng-kenceng atau “mewekisasi” (mumpung pake helm dan naik motornya kenceng, jadi nggak ada orang yang tau klo kita lagi nangis atau teriak-teriakan.......^_^). Setidaknya itu bisa mengurangi rasa kesalku, dan sejenak melupakan penyebab rasa kesal yang menghampiriku......

$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$


Mengunci diri (buat menyendiri tentunya) di kamar, sambil nyetel musik kenceng-kenceng (tapi aku lebih suka pake headset, biar tetangga sebelah nggak bising denger musikku), sambil tangan corat coret pensil ke buku, ngegambar manusia penyebab kekesalanku, trus klo gambarnya sudah jadi aku coret-coret deh mukanya pake crayon merah sebanyak-banyaknya, biar mukanya jadi jelek. Kalau sudah begitu, tersalurkan deh rasa kesalku, dan plongggg.........

$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$


Aku akan menyalakan netbook murahanku, aktifkan winamp berikut headsetnya, puter musik-musik kesukaanku yang bisa bikin adem, trus buka MS Word dan mulai ngetik, menumpahkan segala kesal diatas tuts keyboardku. Dengan menulis, aku merasa sedikit lega dan berkurang rasa kesal yang membebaniku. Klo sudah begini, biasanya aku akan mengupload tulisanku ini ke blog ku, biar bisa jadi pengingat suatu saat nanti. Tapi yang lebih penting adalah aku bisa melupakan kekesalanku.....

$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$


Aku akan mengajak temen untuk makan mie ayam atau bakso (tapi klo nggak ada temen yang nemenin ya aku pergi sendiri, hehehehee.......^_^) trus menikmati semangkuk bakso dengan kuah panas dan sambel yang super pedes, ditambah segelas teh tawar panas. Klo sudah gitu, rasanya kesel yang setinggi gunung es itu akan lumer, mencair seiring panas dan pedes yang super huhah......sambil membayangkan manusia penyebab kedongkolanku itu pun berubah wujud jadi benda cair yang bisa segera kubuang ke wastafel/toilet, huekkk........

$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$


Itulah beberapa cara orang melampiaskan kekesalan yang dialaminya. “Kesal” atau mendongkol/sebel/kecewa, sejatinya adalah kondisi kejiwaan seseorang sebagai respon terhadap suatu masalah yang terjadi/menimpa dirinya. Tentu saja kondisi yang terjadi adalah sesuatu yang tidak diharapkan/tidak sesuai dengan keinginan. Dengan kata lain, rasa kesal adalah emosi yang terjadi karena sesuatu yang tidak dikehendaki oleh hati.

Setiap orang pasti pernah mengalami yang namanya “Kesal”, bahkan mungkin berkali-kali mengalaminya. Kesal dapat membuat suasana yang tadinya ceria, penuh canda tawa, berubah menjadi muram. Kesal bisa pula membuat suasana yang hangat menjadi dingin, hambar, dan mungkin penuh basa-basi. 


Rasa kesal bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari yang sepele, sampai hal yang serius bahkan mungkin beririsan dengan prinsip. Mulai dari candaan, sampai pada hal yang bersifat krusial. Setiap orang punya cara sendiri-sendiri untuk mengatasi rasa “Kesal”nya, dan tentunya dengan batas waktu menghilangkan rasa kesal yang berbeda, tergantung seberapa besar tingkat kekesalan yang dialaminya, jeile......kayak apa’an ajja sih bahasanya....”tingkat kekesalan” chuyyy......^_^ tapi ya nggak apa-apa lah yaw, suka-suka eike dong mau pake bahasa apa’an, heheheeee..........(maksa bangets yaxs....)


Tapi menurutku, sebenarnya tidak ada obat mujarab yang bisa menyembuhkan rasa kesal yang kita alami, selain pengobatan yang dilakukan oleh diri sendiri. Nah lo.....gimana juga maksudnya ini ? 

Begini lho....pernah nggak kita menceritakan kekesalan kita kepada teman/sahabat kita? Nah....apa statetement pertama yang biasanya muncul sebagai suggest pada kita?    “Ya sudah lah, sabar ajja......”  Pada umumnya kalimat seperti inilah yang seringkali kita dengar dari teman yang sedang mencoba berempati/menghibur kita. Tentunya nasehat ini sungguh amat sangat bijak, karena mereka mencoba membuat kita tenang dan berlatih untuk berlapang dada. Namun, pernah nggak disisi lain batin kita, muncul jawaban “Sabar, sabar.....enak ajja ente bilang. Ya iya lah....orang dirimu nggak ngerasain, coba klo dirimu yang menjadi obyek penderita, seperti eike ini......”  

Gubrakkk......inilah sisi gelap batin kita. Inilah keterbatasan diri kita sebagai manusia, makhluknya Allah yang lebih sering mengeluh bila sedang ditimpa masalah, Astaghfirullah.......betapa terbatasnya diri kita ya.....

Barangkali selama ini kita tidak menyadari bahwa sebenarnya hanya diri kitalah yang bisa membuat suasana hati kita kembali merasa baik, sama sekali bukan orang lain. Ada baiknya, jika rasa kesal itu muncul, berdiam dirilah dan menjauhkan diri dari orang lain.  Ngapain juga kita menghabis-habiskan energi untuk bercerita pada orang lain, belum tentu juga mereka mengerti tentang apa yang kita pikirkan. Memang, banyak orang bilang klo kita obrolin masalah kita sama sahabat/temen, setidaknya ada rasa lega gitu deh......(aku sendiri juga gitcu kok, heheheeee......^_^). Klo sahabat yang kita curhatin memberikan saran yang se -ide dengan pemikiran kita, wuih.....jadi asyik banget tuh curhatannya, karena kita merasa nyambung. Tapi klo yang terjadi adalah sebaliknya, gimana ????? Hayo jujur.....ngaku ajja.....pasti curhatannya jadi ngebosenin..... ”Ah....kamu emang nggak ngerti, kamu nggak ngerasain sih......” Mungkin itulah kalimat yang terbersit dalam benak kita, nah lo.......^_^

So....kenapa kita tidak mencoba untuk berkompromi sedikit dengan pikiran kita saat rasa kesal datang menyapa ????? Sedapat mungkin, aturlah “pikiran” untuk menetralisir hati. Lakukan kontemplasi, merenung dan berpikir dalam-dalam setiap detil kekesalan kita, mulai dari penyebab kekesalan muncul, termasuk efek yang mungkin terjadi jika kekesalan kita tidak terkontrol dengan baik. Tanyalah pada diri sendiri, berapa kali kita kesal selama ini ? Berapa kali kita membuat orang lain merasa kesal karena sikap kita ? Bagaimana perasaan orang yang kita buat kesal ? Berapa banyak orang yang sampai saat ini masih bisa berdamai dengan rasa kesalnya dan memilih untuk tetap tersenyum tulus pada kita yang telah membuatnya kesal ? Lalu mengapa kita tak mampu melakukan hal yang sama seperti mereka ? Mengapa kita tak mampu memaksa hati untuk tersenyum dan bertoleransi dengan kesal yang menghampiri ? Sampai kapan kita akan memelihara jiwa yang tidak stabil seperti ini ?

Sadarilah segera bahwa “kesal” hanyalah rasa sesaat yang timbul akibat terganggunya perasaan nyaman kita. Namun setelah beberapa waktu, setelah pikiran kita kembali jernih dan tenang, rasa kesal pun akan hilang seiring datangnya jiwa yang tenang. Jadi mulailah berpikir untuk tidak membiarkan rasa “kesal” membodohi diri kita, sehingga kita menjadi pribadi yang menyebalkan bagi orang lain karena kondisi emosi yang uncontroll. 


Merenung..... Merenung..... dan   Merenung..... itulah intinya. 

Cobalah untuk mendiskusikan apa yang tengah kita rasakan, kepada pikiran, akal sehat, dan logika kita. Satu pertanyaan penting yang harus senantiasa muncul saat kita merenungkan kekesalan kita yaitu “Berapa kali kita mengalami rasa kesal ? Dan berapa kali kita membuat orang lain merasa kesal ?” Membiasakan diri untuk bisa berlapangdada dan menganggap segala kekesalan sebagai suatu tahap dalam proses menuju kedewasaan sepertinya menjadi sebuah keharusan. Karena kesal merupakan kondisi kejiwaan, maka kesiapan jiwa kita perlu senantiasa dilatih agar  menjadi imun bila suatu saat nanti dilanda kekesalan akibat banyaknya interaksi kita dengan orang lain. Berlatihlah lebih banyak lagi sehingga kita menjadi terampil mengelola “Hati yang kesal”. Semoga kita bisa kian menjadi dewasa dan bijak dalam bersikap, hingga tak perlu membuat orang lain kesal, karena toh...kita sudah sangat bisa berempati dengan rasa kesal yang dialami orang lain karena sikap kita. 



)*Salam Hangat, selamat merenung sobat...... 

1 komentar:

  1. Anda Bosan Menjadi Pemain Dan Ingin Menjadi Bandar??? Temukan Solusinya Hanya Di PesonaQQ.com

    Penawaran Special Dari PesonaQQ Untuk Anda Yang Bergabung Hari Ini Juga :

    =>> Bonus Turnover 0.3% - 0.5% (Perminggu)
    =>> Bonus Referensi 20% (Seumur Hidup)

    Keuntungan Anda Yang Bergabung Bersama Kami Di PesonaQQ :

    *Data Anda Aman Bersama Kami
    *Pelayanan Customer Service Yang Ramah 24/7
    *Tersedia 7 Permainan Dalam 1 Web Yang Sesuai Dengan Skill Anda (Poker, Domino QQ, Capsa Susun, Adu Q, Bandar Q & Bandar Poker)
    *Bonus TURNOVER Yang Melimpah & Bonus REFERENSI Yang Berlaku Seumur Hidup
    *Hanya Dengan 1 Akun Anda Sudah Bisa Bermain Semua Game Di PesonaQQ.com

    Kalau Bukan Sekarang Kapan Lagi???

    Ayok Tunjukkan Skill Anda Sekarang Juga, Hanya Di PesonaQQ.

    BalasHapus