Rabu, 22 Mei 2013

Mempersiapkan si kecil memasuki dunia barunya....


Hari pertama masuk SD merupakan sesuatu yang luar biasa bagi si kecil. Betapa tidak, mereka akan berada di sebuah lingkungan baru, yang tentunya berbeda dengan lingkungan sebelumnya di TK. Mulai dari teman-temannya, guru-gurunya, ruang kelasnya, sampai pada jam belajar dan aturan-aturan yang harus mereka ikuti. Kalau di TK mereka masih bisa melihat bunda atau mbak pengasuhnya  berada di sekitar play ground, dan bisa menghampiri mereka saat istirahat, namun di SD mereka harus dapat belajar melepaskan diri dari ketergantungannya pada orang-orang dekatnya di rumah. 

Adalah wajar bila sebagian anak merasa takut menghadapi hari pertama di sekolah barunya. “Bagaimana nanti jika aku ingin BAK/BAB ?”  “Bagaimana kalau aku lapar ? Aku kan belum bisa makan sendiri, aku kan belum bisa buka kotak makananku sendiri ?”  “Bagaimana jika aku jatuh di sekolah ?”  “Bagaimana jika ada temen yang jahat sama aku ?”  Dan berbagai kata tanya “bagaimana” lainnya yang memenuhi benak putra putri kecil kita. 

Alangkah naifnya bila kita sebagai orang tua menganggap hal ini sebagai hal sepele, apalagi jika kemudian kita meluncurkan statement “Aduh.....adik ini, di SD itu kan sama ajja dengan di TK. Adik kan sudah 2 tahun sekolah di TK, masa’ sekarang adik nggak berani sekolah sendiri sih....adik kan udah gedhe.....dst” contohnya. Terbayang tidak dalam benak kita, betapa hancurnya perasaan putra putri kecil kita mendengar jawaban sang bunda yang mengabaikan perasaan mereka ????  Bagi kita orang dewasa, memasuki lingkungan baru mungkin bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan, namun tidak bagi si kecil kita. Mereka butuh dukungan kita agar mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya, teman-teman baru, dan orang dewasa lain di lingkungan barunya nanti.

Ada beberapa hal kecil namun sangat bermakna luar biasa bagi si kecil, yang dapat dilakukan kita sebagai orang tua untuk membantu mereka mempersiapkan mental menghadapi hari pertamanya masuk SD.

  • Mengikutsertakan anak pada program “trial class/sit in” pada sekolah yang dituju. Ada beberapa sekolah yang melakukan kegiatan open house atau classroom visit, dimana kegiatan ini memberikan kesempatan kepada calon siswa untuk ikut dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Disini calon siswa bisa melihat bagaimana suasana pembelajaran di SD, kegiatan apa yang akan dilakukan, dan guru-guru yang nantinya akan banyak berinteraksi sehari-hari. Dengan demikian anak bisa merasakan seperti apa kira-kira lingkungan baru yang akan mereka hadapi nantinya. Namun bila sekolah yang dituju tidak menyelenggarakan classroom visit, mungkin orang tua dapat meminta ijin kepada pihak sekolah untuk melakukan touring sekedar mengenal lingkungan sekolah.
  • Mengajak anak untuk memilih sendiri peralatan sekolah yang dibutuhkan. Biasanya sekolah akan memberikan daftar peralatan yang harus dipersiapkan oleh setiap siswanya jauh-jauh hari. Gunakan moment ini untuk melibatkan anak kita memilih dan menentukan sendiri peralatan sekolahnya sesuai daftar. Hal ini akan menjadi motivasi tersendiri bagi anak-anak, dan boleh jadi hal ini akan memberikan semangat yang luar biasa bagi mereka di hari pertama sekolah nanti.
  • Lebih sering berdialog tentang sekolah. Orang tua dapat mensosialisasikan tentang sekolah  dengan mengajak anak berbicara tentang berbagai kegiatan yang dilakukan di sekolah, mulai dari belajar di berbagai sentra (komputer, musik, kreasi, agaman, dll) atau berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang dapat diikuti. Orang tua juga dapat meminta kakak, saudara, atau tetangga yang bersekolah di tempat yang sama, untuk berbagi pengalaman di depan putra-putri kita tentang seru dan asyiknya bersekolah ditempat tersebut.
  • Menjelaskan rute/jalur menuju ke sekolah. Agar anak betul-betul siap menghadapi hari pertamanya di sekolah, luangkan waktu sedapat mungkin untuk mengajak anak kita menghapalkan jalur yang akan dilalui menuju ke sekolah (walau mungkin nantinya anak akan ikut mobil jemputan dari sekolah). Hal baru yang mungkin akan dilihat oleh anak selama pengenalan rute menuju sekolahnya, sedikit banyak akan membuat anak merasa dapat pengalaman baru (gedung/kantor pemerintah, RS, taman kota, rumah saudara, dll). 
  • Bersama-sama melakukan perubahan jadwal sesuai dengan jam belajar di sekolah. Jika ketika masih di TK, kita membiasakan anak-anak tidur siang jam 13.00 (setelah makan siang di rumah), saat ini kita harus menjelaskan pada anak bahwa tidur siangnya akan lebih lambat, karena mereka baru pulang dari sekolah jam 13.00. (apalagi jika kita memilih sekolah dengan sistem fullday school). 
  • Bermain sekolah-sekolahan. Luangkan waktu untuk bermain seolah-olah anak-anak sedang berada di sekolah, dan kita berperan sebagai guru. Sosialisasikan pada mereka tentang aturan yang harus mereka ikuti nantinya. Kapan mereka bisa makan snak/camilan yang dibawa dari rumah, kapan anak-anak akan mendapat waktu untuk makan siang (untuk sekolah yang menerapkan sistem fullday) kapan mereka akan mendapat waktu istirahat bermain di luar, bagaimana anak harus bersikap dalam mengikuti pembelajaran di kelas, dll. Untuk ini orang tua dapat meminta informasi dari sekolah secara detil, mulai dari jadwal pelajaran dan budaya gaya belajar yang diterapkan di sekolah tersebut.
  • Menjelaskan kepada anak tentang hal-hal pribadi yang harus dilakukannya sendiri, seperti membuka kotak makan dan minum serta merapikannya kembali sesudahnya, demikian pula dengan peralatan sekolahnya setelah selesai digunakan. Ajaklah si kecil untuk berlatih di rumah sehingga mereka paham dengan apa yang harus dilakukannya di sekolah nanti. Demikian juga dengan kegiatan BAK/BAB. Berikan penjelasan dan toilet trainning sederhana kepada anak, sehingga mereka mampu BAK/BAB sendiri. Ada baiknya jika anak tidak dipakaikan baju yang dapat menyulitkan mereka saat akan BAK/BAB termasuk menghindari menggunakan gesper (ikat pinggang). Bila ternyata anak belum bisa mandiri, orang tua  harus memastikan bahwa guru kelas yang akan mendampingi putra putri kita mengetahuinya, sehingga anak tidak perlu trauma karena kesulitan yang mungkin akan mereka hadapi saat ingin ke rest room. Jangan lupa juga hendaklah kita menyiapkan baju ganti lengkap (termasuk pakaian dalam) di tas mereka, sehingga bilamana terjadi sesuatu yang tidak diinginkan di sekolah, anak-anak tidak perlu merasa gelisah karena ketidaknyamanan yang mereka rasakan. 
  • Orang tua harus yakin bahwa si kecil akan dapat melalui hari pertamanya di sekolah dengan baik. Jangan pernah membiarkan kekhawatiran sedikit pun menghampiri diri kita sebagai orang tua, karena hal ini akan berdampak pada ketidaknyamanan anak. Bila anak gelisah, sejatinya merupakan representasi dari kekhawatiran orang tuanya. Bila orang tua berpositif thinking bahwa segalanya akan dapat dilalui oleh anak dengan baik, kemudian kita melepas mereka di sekolah dengan suka cita, hal ini akan memberikan energi positif yang memotivasi anak kita untuk lebih siap menghadapi hari pertama di sekolah.
Nah...ayah/bunda, kini saatnya kita memberikan yang terbaik untuk putra putri kita. Mudah-mudahan usaha optimah yang kita lakukan akan menjadi motivasi tersendiri bagi siapan putra putri kecil kita memasuki dunia barunya.

)*Salam Hangat, selamat memotivasi anandanya.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar