Senin, 10 Desember 2012

Menjadi Kreatif atau Mati Suri (Catatan dari Workshop bersama Global Talent)


Menjadi Kreatif, siapa takut.....
 “Creative and Innovative Thinking”. Tak asing bukan dengan kalimat ini. Sebuah kalimat yang begitu dekat dan sangat akrab di telinga kita. Rasanya hampir semua orang pernah mendengar kalimat ini. Di tempat kerja misalnya, hampir setiap event meeting atau koordinasi apa pun kalimat ini menjadi kalimat favorit yang digunakan oleh pimpinan dan seluruh jajaran manajemennya untuk memotivasi karyawan dalam rangka meningkatkan kinerja, baik karyawan di lingkungan perusahaan, perbankan,  maupun di lembaga-lembaga pendidikan. Yang lebih penting dari semua itu sebenarnya adalah bahwa dalam kehidupan sehari-hari, setiap individu harus senantiasa berpikir kreatif dan inovatif.  Mind set seperti ini akan membuat perjalanan hidup seorang individu menjadi lebih berwarna.

Mengapa seseorang harus kreatif dan inovatif 


1. Berpikir kreatif atau mati suri
Suka atau tidak perubahan terus terjadi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat pergerakan seluruh sendi kehidupan berjalan begitu cepat. Seseorang yang tidak kreatif, akan tergilas oleh cepatnya perputaran roda perubahan. Jika ini disintesiskan pada profesi guru, maka seorang guru yang terus menerus menggunakan metode dan pendekatan yang sama saat mengajar, akan terlihat sebagai guru yang hanya menjalankan rutinitas. Dunia belajar mengajar adalah dunia yang terus berkembang. Terbayang sudah, jika seorang guru menjalankan tugas hanya sebatas menjalankan rutinitas dan menggugurkan kewajiban saja, maka bagi siswa kegiatan  belajar mengajar yang berlangsung tidak lebih dari sekedar acara mendengarkan ceramah guru. Sedangkan bagi si guru, akan mudah terjebak dalam kejenuhan dan bosan pada profesi yang dipilihnya. Atau, kalau pun tidak bosan, maka yang terjadi adalah guru tersebut akan menjadi “stagnan”  atau diam di tempat, tidak berkembang dan lupa untuk belajar.

2. Apa yang ada pada saat ini, sudah tidak  _______________  lagi
Banyak sekali ragam kalimat  yang dapat mensubstitusi kalimat  diatas sesuai dengan kondisi yang kita rasakan masing-masing, hingga makna yang tersirat mampu memaksa seseorang untuk berpikir kreatif  dan menciptakan inovasi baru, misalnya: 
 Gaji yang kuterima saat ini, sudah tidak cukup lagi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
(Ini alasan yang klise banget sih….tapi umumnya sangat manjur memotivasi seseorang untuk kreatif, apakah dengan melebarkan sayap pada bisnis pendukung lain, atau pun mencari pekerjaan lain yang lebih menjanjikan…….^_^)
 Iklim kerja pada saat ini, sudah tidak kondusif lagi.
 (Bagi guru) Taraf serap siswa terhadap materi yang disampaikan tdak memenuhi standar lagi.
 (Bagi guru) Gaya mengajar yang diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar sudah tidak menarik lagi     bagi siswa.

3. Yang ada pada saat ini agar lebih ________________ lagi.
Sama dengan no 2 di atas, disini pun dapat disubtitusi oleh berbagai ragam kalimat, misalnya:
Agar  gaji yang diperoleh pada saat ini lebih tinggi lagi.
Agar gaya mengajar yang dimiliki oleh guru lebih bervariasi lagi.
Dengan demikian seorang guru akan termotivasi untuk berkreasi dan memperkaya diri dengan berbagai gaya mengajar, menggunakan media yang lebih menarik, mencari resource sebagai bahan referensi penyusunan worksheet, assessment, dll.


Satu hal yang perlu disadari, bahwa kreatifitas bukanlah sebuah sifat yang tidak bisa diganggu gugat, sesuatu yang telah tertanam sejak dini dan tidak dapat diotak-atik lagi, namun “Kreativity is a Habit” (Kreativitas adalah sebuah kebiasaan) dan merupakan sesuatu yang dapat dipelajari serta ditingkatkan.  Setiap individu memiliki potensi kreativitas. Banyak hal yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengembangkan potensi ini, diantaranya adalah faktor pengetahuan, pengalaman, serta motivasi. Namun faktor pengembangan kebiasaan juga tidak kalah pentingnya dalam memicu sikap kreatif baik dalam cara berpikir maupun bertindak. 

Hidup ini terus berputar layaknya sebuah roda pedati, yang pada saatnya akan  naik hingga titik kulminasi. Sesudahnya bisa dipastikan bahwa penurunan akan terjadi. Nah, sebelum gerak “roda pedati” ini mencapai titik nadir, dimana kehidupan yang dirasakan kemudian menjadi sangat membosankan dan statis,  dibutuhkan pola pikir kreatif untuk menciptakan terobosan-terobosan inovatif yang mampu mendongkrak rotasi yang terjadi ke arah yang berlawanan. Untuk itulah kreatifitas seseorang perlu diasah dan dikembangkan, sehingga seorang individu akan dapat:
 Menghasilkan ide sekehendak hati, kapan pun dia mau.
 Menemukan cara-cara baru untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik (uang)
 Membuat kesempatan bisnis baru (peluang kerja baru baik bagi diri sendiri maupun orang lain)
 Memodivikasi dan mengubah ide sehingga menjadi ide yang lebih inovatif dan lebih cemerlang
 Menghasilkan produk, jasa, dan proses baru
 Memperbaiki produk, jasa dan proses lama
 Mengembangkan solusi untuk mengatasi masalah bisnis
 Menghidupkan kembali usaha yang pingsan
 Melihat masalah sebagai kesempatan
 Menjadi lebih produktif
 Menjadi orang yang penuh ide
 Mengetahui saat harus mencari “ide terobosan”
 Menjadi individu yang penting bagi siapa saja

Apa yang dapat dilakukan untuk mengasah kemampuan kreatif kita?


1. Tentukan kuota ide
Latihlah pikiran kita setiap hari. Temukan 5 ide baru setiap harinya, untuk mengatasi tantangan yang sedang dihadapi. Pekan pertama memang akan terasa berat. Tetapi selanjutnya, tanpa terasa kita akan menjadi orang yang penuh ide.
2. Dapatkan nada
Banyak hal yang kita dapati sepanjang hari. Begitu banyak benda, pemandangan, kegiatan, bahkan informasi yang kita temui. Tetapi seringkali kita tidak memperhatikannya, kita hanya melihat saja. “Mendapatkan nada” dalam bahasa sehari-hari berarti memperhatikan apa yang sedang terjadi di sekitar kita. Perhatian pada lingkungan sekitar sebenarnya akan membantu kita mengembangkan kemampuan yang luar biasa untuk menemukan kehebatan saat melihat hal-hal biasa. Dengan demikian apa yang terjadi di lingkungan sekitar akan menjadi sumber ide.   
3. Jangan jadi Tuan Kebiasaan
Tuan-tuan kebiasaan akan selalu melakukan sesuatu dengan cara yang sama. Jangan menjadi seorang tuan  kebiasaan. Masukkan berbagai perubahan secara sengaja ke dalam kehidupan rutin, seperti:
o Lalui rute yang berbeda ke tempat kerja
o Ubahlah waktu tidur 
o Ubahlah waktu kerja
o Dengarkan stasiun radio yang berbeda setiap hari
o Baca koran yang berbeda
o Cari teman baru
o Cobalah resep yang berbeda
o Ubahlah jadwal libur anda
o Ubahlah kebiasaan membaca anda, kalau biasanya anda membaca buku non fiksi, coba baca buku fiksi
4. Beri makan otak anda
Para pemikir kreatif biasanya membaca untuk memberi makan otak mereka dengan informasi dan ide baru. Otak yang tidak memberi makan dirinya maka akan memakan dirinya sendiri (Gore Vidal)
5. Buatlah bank otak
Kumpulkan dan simpan ide-ide kita. Sediakan sebuah wadah (kaleng, kotak, laci atau map) untuk ide atau pemicu ide. Mulailah mengumpulkan iklan, kutipan, desain, ide, pertanyaan, kartun, gambar, coretan, dll, yang dapat memicu ide dengan cara mengait-ngaitkannya.
Ketika sedang mencari ide baru, kocoklah wadah itu dan tariklah dua atau lebih secara acak, dan lihatlah, apakah mereka dapat memicu gagasan yang mengarah ke ide baru. Jika tidak, kocok lagi, hingga akhirnya anda menemukan kombinasi ide-ide yang menarik dan berguna.
Contoh:
"Suatu hari saya menghadapi tantangan untuk meningkatkan penghasilan. Ketika saya mengocok bank otak, saya menarik sebuah artikel mengenai bisnis loundry kiloan di sekitar kampus, yang satu lagi saya menarik sebuah brosur sepeda motor. Dengan menggabungkan secara bebas, keinginan menambah penghasilan, bisnis loundry kiloan, dan sepeda motor, saya menemukan ide untuk mendirikan usaha loundry kiloan dengan service antar jemput."
6. Jadilah pecandu jalan-jalan
Jadilah seorang pecandu jalan-jalan. Bilamana kita merasa bosan dan jenuh, segeralah pergi ke toko, pameran dagang, eksibisi, perpustakaan, museum, toko barang bekas, pameran kerajinan, panti jompo, toko mainan, atau sekolah. Ambil sesuatu secara acak, lalu kaitkan benda itu dengan masalah yang ada dalam pikiran kita. Pikiran itu seperti tumbuh-tumbuhan, ia berbunga pada kondisi tanah dan iklim tertentu, serta layu pada kondisi yang lain.
7. Tangkaplah pikiran anda
Perhatikan pikiran-pikiran anda. Mereka datang secara tak terduga seperti seekor burung yang terlihat di atas pohon, dan ketika anda tidak memperhatikannya, ia menghilang. Anda harus mencatat ide anda, begitu terpikir, tuliskanlah segera. Para psikolog  telah menunjukkan bahwa kita hanya mampu menyimpan sekitar lima sampai sembilan potong informasi dalam pikiran kita setiap saat. Secara umum, memori jangka pendek dapat menyimpan dengan baik selama beberapa detik. Setelah itu ingatan akan melemah, dan setelah 20 detik informasi itu hilang seluruhnya, kecuali jika anda terus mengulangi atau mencatatnya. Untuk itulah segera catat begitu ide terlintas dipikiran kita.
8. Berfikirlah dengan benar
Berusahalah dengan penuh kesadaran untuk membuat pikiran kita lebih mahir dan luwes. Membuat daftar adalah cara yang ampuh untuk meningkatkan kemahiran berfikir, karena kegiatan ini memaksa kita untuk memusatkan energi dengan cara yang sangat produktif.

Jika saat ini kita termasuk  orang yang kurang kreatif, tak usah minder karena kreativitas kita bisa di tingkatkan dengan memulai mengembangkan sifat-sifat dan kebiasaan hidup kreatif. Biasakan diri untuk bersikap terbuka, berani mencoba, menyukai tantangan, suka berimajinasi, menyukai variasi,  dan selalu bergairah dalam hidup. Insya Allah kedepan kita akan jauh lebih kreatif dan mampu menghasilkan inovasi-inovasi yang luarbiasa sehingga hidup pun akan jadi lebih produktif.  

1 komentar:

  1. thank nice infonya sangat membantu, silahkan kunjungi website kami http://bit.ly/2Cyl3pR

    BalasHapus