Gambar Illustrasi |
Dalam sebuah organisasi, sumber daya manusia
(tenaga kerja) adalah komponen yang sangat penting, karena keberhasilan sebuah
organisasi sangat tergantung pada kualitas orang-orang yang berada didalamnya.
Kita sama-sama tahu bahwa perubahan teknologi dan lingkungan yang bergerak
demikian cepat dalam seluruh sendi kehidupan membuat persaingan pun menjadi
demikian tajam. Oleh karenanya organisasi harus memiliki tenaga kerja yang
berkompeten sehingga mampu merespon dengan cepat setiap perubahan yang ada,
menganalisis dampaknya terhadap organisasi, serta menyiapkan langkah jitu untuk menghadapi berbagai kondisi.
Kinerja individu dalam setiap kegiatan merupakan kunci pencapaian produktivitas,
karena kinerja adalah suatu hasil dimana orang-orang dan sumber daya lain yang
ada dalam organisasi secara bersama-sama membawa hasil akhir yang didasarkan pada
tingkat mutu dan standar yang telah ditetapkan. Konsekuensinya, organisasi
memerlukan SDM yang memiliki keahlian dan kemampuan yang unik sesuai dengan visi dan
misi organisasi. Oleh karenanya organisasi harus mampu mengembangkan potensi
sumber daya manusia menjadi lebih kreatif dan inovatif. Pengembangan SDM berbasis kompetensi dilakukan
agar dapat memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan dan sasaran organisasi
dengan standar kinerja yang telah ditetapkan, sehingga target organisasi untuk
memberikan pelayanan prima kepada konsumen pun akan tercapai.
Kompetensi erat kaitannya dengan kewenangan setiap karyawan untuk melakukan
tugas atau mengambil keputusan sesuai perannya dalam organisasi yang relevan
dengan keahlian, pengetahuan, dan kemampuan yang dimilikinya. Kompetensi setiap
individu dalam organisasi harus mampu mendukung pelaksanaan strategi organisasi
dan mampu mendukung setiap perubahan yang ada. Prof. Dr. H. Veithzal Rivai, M.B.A., dalam bukunya Manajemen Sumber
daya Manusia untuk Perusahaan, Dari Teori ke Praktik, menyatakan bahwa
kompetensi setiap individu dapat dilihat dari beberapa karakteristik sbb:
- Motif, yaitu kebutuhan dasar atau pola pikir yang menggerakkan, mengarahkan, dan menyeleksi perilaku individual, misalnya kebutuhan untuk berprestasi
- Sifat, yaitu bawaan umum untuk berperilaku atau merespons dengan cara tertentu, misalnya dengan kepercayaan diri, kontrol diri, resistensi stres atau ”kekerasan”.
- Konsep diri, yaitu sikap atau nilai yang diukur oleh tes responden yang menanyakan kepada orang apa yang mereka nilai, apa yang harus mereka lakukan, atau mengapa mereka tertarik dalam melakukan pekerjaan tersebut.
- Content knowledge, ini berhubungan dengan fakta atau prosedur baik secara teknis ataupun personal, yang dapat diukur dengan tes responden
- Keterampilan kognitif dan behavioral, baik yang tidak terlihat (misal: keterampilan berpikir deduktif/induktif) maupun yang dapat diamati secara langsung (misal: keterampilan mendenganrkan secara aktif.
Selanjutnya,
masih menurut Prof. Dr. H. Veithzal Rivai, M.B.A terdapat beberapa metode yang
dapat digunakan untuk mengukur kompetensi, yaitu:
- Behavior Event Interview (BEI)/Competency Based Interview, merupakan teknik interview yang memiliki tingkat akurasi tinggi dalam mengidentifikasi kompetensi yang dimiliki seseorang, yang dilakukan dengan mencari data yang detail dari pengalaman masa lalu seorang individu, misalnya tentang: Apakah yang dilakukan oleh seorang individu pada situasi tertentu; Apa yang dipikirkan dan dirasakan pada situasi tertentu; dll.
- Tes, berbagai macam tes dapat dipakai untuk mengukur kompetensi, misanya work-sample test, mental-ability test, dan personality test.
- Assesment center, kompetensi dinilai oleh assesor, dimana penilaian tersebut dilakukan melalui pelaksanaan kegiatan seperti in-basket exercise, ”stress” exercise, wawancara, presentasi mengenai visi, misi dan strategi atau leaderless group exercise.
- Biodata, beberapa kompetensi dapat diprediksi berdasarkan pengalaman kerja seseorang, misalnya achievement motive, dengan melihat prestasi akademisnya, team leadership dari kegiatan organisasi yang dipimpinnya, atau relationship building dari kegiatan sosial yang diikutinya.
- Rating, dapat diakukan oleh atasan, rekan kerja, bawahan, atau pun spesialis SDM/assesor. Sering disebut sebagai ”3600 assessment”. Beberapa metode rating antara lain: competency assessment questionnaires, customer survey, managerial style, serta organizational climate.
niche share Bu.. ijin kopi sebagian buat tugas kuliah hehehe.. terima kasih...
BalasHapus