Selasa, 18 Desember 2012

"Renungan Siang Hari"



Siang tadi adalah hari terakhir siswaku masuk sekolah. Esok hari mereka akan libur 1 hari, untuk memberi kesempatan kami guru-gurunya mengisi rapor hasil belajar mereka selama 1 semester. Disela istirahat siang kami, tiba-tiba masuk salah satu teman guru yang sebenarnya jarang “ngendhong” ke kelasku. Wah…njanur gunung. Kadingaren…..alias tumben nih……tapi ya seneng-seneng ajja sih, kedatangan tamu. Bersilaturahim kan memperpanjang usia ya…….^_^

Dari berbagai obrolan kami, ada satu topik yang menurutku menarik. “Bu…saat ini aku sedang merasakan perasaan aneh”  “Aneh gimana?” sahut partnerku menanggapi cerita tamuku.  Tamuku kembali melanjutkan ceritanya “Aku nih akhir-akhir ini sering merasa takut mati. Kemarin ketika temanku yang sakit kanker kolon akhirnya meninggal, esok harinya sampai saat ini aku merasakan ketakutan. Sampai-sampai dalam tidur pun aku seperti kedatangan suatu bentuk yang tak terdefinisi, yang tiba-tiba datang menghampiriku dan mengagetkanku, hingga aku pun terbangun dengan terengah-engah. Aku mengingat mati, tapi kenapa justru membuat aku jadi loyo, tak bersemangat seperti yang seharusnya. Bukankah kalau kita sadar bahwa esok hari kita mati, harusnya kita tambah amal ibadah kita ya…..tapi kenapa ini tidak?”.  “Tingkatkan kualitas ibadahnya bu….jangan dengarkan bisikan syaitan.” sahut partnerku singkat.  “Betul bu, suamiku pun memberikan solusi seperti itu” timpal sang tamu.  “Apa mungkin aku harus ruqyah ya….biar keluar tuh yang aneh-aneh, yang lagi seneng “ngendhon” di badanku” lanjutnya lagi. “Nggak perlu susah-susah ruqyah, baca aja Al Ma’tsurat 2 kali sehari, usahakan yang Qubro ya….jika itu diamalkan insya Allah bisa kok menjadi tameng kita” (Dzikir Al Ma’tsurat adalah dzikir yang diajarkan oleh  Rasulullah  SAW yang dibaca pada pagi dan petang yang telah dirangkum oleh Hasan Al-Bana dalam sebuah buku. “Tapi bener lho bu… kemarin pas aku baca Al Baqarah, seperti ada sesuatu berdesir keluar dari tubuhku” sambung tamuku lagi. “Stop..stop…jangan biarkan diri kita terbawa dalam alur permainan makhluk gaib seperti itu. Tidak ada makhluk apa pun yang keluar dari tubuhmu saat kamu baca Al Qur’an, melainkan itu adalah kemalasan yang lenyap seiring dengan bertambahnya kadar kedekatan kita pada Rabb Sang Penguasa Alam Raya” potong partnerku cepat. “Wezzz….tumben, cakep nih tausyiahnya…..” sahutku meledek, memecah keseriusan mereka. Komentarku ini kontan membuat suasana cair, dan berujung dengan tawa renyah kami bertiga, eh…berempat ding…..ada 1 tamu lagi yang bergabung ditengah diskusi kami siang itu.

Satu hal yang jadi konsent ku dari bincang-bincang kami, adalah bahwa ternyata begitu mudahnya kita terperdaya oleh kepiawaian makhluk yang bernama “syaitan” untuk berpaling dari keimanan kepada Rabb kita. Segala daya upaya mereka lakukan untuk membuat makhluk yang bernama manusia ini agar ingkar pada tuhannya. Mulai dengan cara yang terang-terangan mengajak manusia meninggalkan ibadah dan mendekati maksiat, sampai pada cara yang paling halus seperti riya’ dalam beribadah, atau mendekati kemusyrikan dengan merasakan sesuatu yang gaib keluar dari dalam tubuh saat beribadah. Untuk hal yang terakhir ini, jujur aku tak tahu kebenarannya, tapi jauh lebih baik bila kita tak membiarkan diri kita terbawa dalam sesuatu yang tak bisa dilihat oleh kasat mata kita. 

Jauh dari itu semua, sebenarnya aku sedang merefleksi diriku sendiri. Benarkah saat ini aku sedang dekat dengan Rabb Dzat Maha Lembut yang senantiasa kuharapkan melembutkan hatiku, atau kah aku hanya sekedar melakukan rutinitas dan menggugurkan kewajiban semata???
Mengapa juga terkadang aku masih merasakan kekosongan dan kehampaan jiwa???? 
Aku paham sekali bila iman seseorang itu naik turun kayak roller coaster, dan aku pun mengerti bahwa kehampaan hidup yang sering kali menghampiriku adalah karena sebenarnya aku sedang sangat merindu pada Dzat Yang Maha Memiliki Cinta, namun sejauh itu sudahkah aku meleburkan diri dalam cumbu mesra bersama NYA. Atau ternyata jiwaku kalah dan tunduk pada nafsu lawwamah yang tak mampu kutaklukkan…..

Aduhai Robbull Izzati Yang Maha Mengerti segala isi hati, hanya Engkau lah yang kan mampu membuat hatiku kembali jernih hingga mampu menyatukan jiwa dan raga ini dalam kehangatan kasih MU. Semoga sayang MU yang abadi membuat kuat ku menapaki hari melawan kehampaan hati….sambil terus tunduk mendekatkan diri meraih ketenangan hidup dunia dan kebahagiaan hidup sesudah mati……

Tidak ada komentar:

Posting Komentar