Jumat, 28 Desember 2012

Peran Perpustakaan Sekolah Dalam Menunjang Proses Belajar Mengajar


Gambar Illustrasi: Fungsi Perpustakaan sebagai sumber belajar

Salah satu faktor penting yang mewarnai proses belajar siswa adalah guru/tenaga pengajar yang melakukan kegiatan mengajar. Proses belajar yang dilakukan siswa dan kegiatan mengajar yang dilakukan guru merupakan dua proses yang tidak dapat dipisahkan dan cenderung digabung menjadi proses belajar mengajar (PBM). Kedudukan siswa dalam PBM bukanlah sebagai obyek melainkan sebagai subyek sehingga guru tidak boleh mendominasi PBM tetapi justru siswalah yang lebih aktif menjalani kegiatan.

Dalam PBM, salah satu fungsi guru adalah sebagai manager of instruction, artinya guru sebagai pengelola pengajaran. Fungsi ini menuntut kemampuan guru dalam mengelola seluruh tahapan proses belajar mengajar. Di antara kegiatan pengelolaan PBM yang penting ialah menciptakan kondisi atau situasi sebaik-baiknya sehingga memungkinkan siswa untuk belajar secara optimal. Dengan demikian, agar PBM berlangsung dengan baik guru harus dapat menciptakan suasana menyenangkan dan menantang, menyediakan serta mengatur sumber belajar sehingga siswa bebas memilih sumber-sumber belajar yang sesuai dan mudah diperoleh.

Salah satu sumber belajar yang ada dan dapat diadakan di sekolah adalah perpustakaan. Perpustakaan harus mampu menjalankan fungsinya dengan baik untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan siswa. Kegiatan siswa dalam memperoleh informasi melalui perpustakaan sebagai sumber belajar merupakan tahapan awal dalam proses belajar yaitu tahapan memperoleh informasi (acquisition), dimana tahapan ini akan mempengaruhi tahap-tahap berikutnya yaitu tahap penyimpanan informasir (storage) dan tahap mendapatkan kembali informasi (retrieval) dimana siswa akan mengaktifkan kembali fungsi-fungs memorinya menjadi sebuah pemahaman dan perilaku untuk merespon stimulus yang sedang dihadapi. Demikian berartinya fungsi sebuah perpustakaan dalam menunjang PBM di sekolah, sehingga patut kiranya bagi sekolah untuk memberikan prioritas bagi pengembangan perpustakaan sekolah dengan baik.

Namun demikian perlu diingat bahwa pengaruh perpustakaan dalam proses belajar mengajar sangat tergantung pada kemampuan perpustakaan dalam menjalankan fungsinya serta adanya usaha siswa untuk memperoleh informasi melalui perpustakaan. Disinilah terjadi hubungan timbal balik antara siswa dengan perpustakaan. Siswa mempunyai kebutuhan untuk memperoleh informasi dan kebutuhan tersebut dipenuhi oleh perpustakaan. Hal ini berarti bahwa perlu adanya perhatian sekolah untuk memberdayakan perpustakaan sekolah dengan segala penunjang yang dibutuhkan, serta kerja sama dari guru untuk memotivasi siswa menggunakan perpustakaan sebagai sumber belajar, baik dengan memberikan tugas terstruktur yang datanya didapat dari buku referensi di perpustakaan maupun mengalokasikan waktu belajar Bahasa Indonesia (misalnya) dengan program "Visit Library and Story Telling". Dengan demikian siswa akan merasa membutuhkan keberadaan perpustakaan sekolah baik untuk memenuhi kebutuhan informasi maupun mengisi waktu luang mereka. Efek domino dari pengoptimalan fungsi perpustakaan sekolah ini tentu saja adalah meningkatkan minat baca anak, sehingga mereka dapat berkembang menjadi individu yang gemar menggali informasi dari buku sebagai jendela informasi dunia.

Perpustakaan yang efektif

Perpustakaan yang efektif adalah perpustakaan yang menarik perhatian anak-anak, nyaman, mempunyai tempat yang cukup bagi anak-anak untuk membaca buku dengan leluasa, menulis, mendengarkan rekaman dan jika memungkinkan ada fasilitas komputer. Jika memungkinkan sekolah hendaknya menempatkan perpustakaan pada lokasi yang tenang dan jauh dari kebisingan (play ground, aula, atau kantin sekolah). Apabila hal ini tidak mungkin dilakukan, sebaiknya sekolah mengupayakan untuk menempatkan perpustakaan pada ruang tertutup, sehingga dapat mereduksi kebisingan dari aktivitas sekolah lainnya dan suasana tenang didalam perpustakaan pun tetap terkondisi dengan baik. Selain itu luas ruang perpustakaan hendaknya cukup memadai dengan penerangan yang bagus, tempat duduk yang nyaman untuk membaca dan menulis, bahkan jika memungkinkan mendengarkan musik (menggunakan headset). Rak buku untuk mendisplay buku (terutama buku-buku yang besar) juga harus terpajang dan tertata rapi. Hal lain yang juga perlu diperhatikan dalam rangka pengoptimalan fungsi perpustakaan adalah pustakawan yang akan bertugas mengembangkan koleksi pustaka, melakukan katalogisasi dan perawatan buku-buku pustaka, serta melayani pengunjung perpustakaan dan memberikan informasi berkaitan dengan koleksi pustaka.

Dengan memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajar, maka siswa akan memiliki kesempatan untuk mengembangkan seluruh potensinya, yaitu:

  1. Pertumbuhan sosial/emosional
Dari buku, anak belajar tentang  banyak hal, sehingga dapat mengembangkan empatinya terhadap kisah tokoh dalam menghadapi perjuangan hidup yang susah dan penuh tantangan. Hal ini berarti bahwa anak-anak dapat mengembangkan keterampilan sosial mereka melalui sharing/cerita yang dikisahkan dalam buku yang mereka baca.

  1. Pertumbuhan Fisik
Anak-anak dapat melatih otot-otot mereka ketika menggunakan alat-alat tulis dan mengembangkan imajinasi. Mereka akan menggunakan otot mata mereka ketika mengikuti gambar dan kata dalam buku serta akal fikirannya untuk mengembangkan daya khayal yang dapat mereka representasikan dalam sebuah gambar illustrasi.

  1. Pertumbuhan kognitif
Buku membantu anak-anak mendapatkan pemahaman terhadap dunia sekitar dengan lebih baik. Anak juga akan mendapat informasi lebih mendalam tentang sebuah materi pembelajaran di kelas melalui berbagai buku referensi pada koleksi perpustakaan sekolah.

  1. Pertumbuhan Bahasa
Semua aspek baik membaca, menulis, mendengar, dan berbicara, dapat diasah diruang perpustakaan. Ketika anak mendengar cerita melalui kegiatan story telling yang dilakukan oleh guru, khususnya untuk siswa kelas 1 SD, mereka belajar kata-kata baru dan artinya, sehingga pemahaman  bahasa mereka meningkat. Demikian pula dengan kemampuan berbicara ketika anak diminta memberikan komentar oleh guru setelah cerita selesai dibacakan. Sedangkan bagi siswa yang sudah dapat membaca, maka kegiatan visit library jelas akan membuat anak menjadi lebih trampil membaca dan menuliskan sinopsis sederhana dari buku yang dibacanya. 


4 komentar:

  1. artikel yang sangat bermanfaat sob..

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih, smg bs tetap saling berbagi manfaat....

      Hapus
  2. Bagus artikelnya,, izin copas ya mbak 'E"

    BalasHapus
  3. makasi buk tulisanya yach, salam dari Bali

    BalasHapus